Perubahan ini membuat petani dapat menghemat biaya untuk mengairi sawah dari biasanya Rp 3,6 juta per bulan, menjadi hanya Rp 500-600 ribu per bulan.
“Kalau pakai pompa BBM itu saat musim tanam ke-3 selama 3 bulan biasanya kami menghabiskan Rp 3,6 juta untuk membeli BBM, sedangkan kalau pakai pompa listrik hanya menghabiskan RP 500-600 ribu, jadi kami bisa menghemat Rp 3 juta per masa tanam,” kata dia.
Selain rekomendasi mengenai pengairan, Kamaludin mengatakan petani juga mendapatkan pendampingan mengenai pemupukan dalam program MAKMUR.
Menurut dia, pendampingan mengenai pemupukan itu membuat produktivitas petani meningkat dari biasanya 5 ton menjadi sekitar 7 ton per panen.
“Produktivitas padi itu naik dari 5 ton jadi 6,5 hingga 7 ton. Terima kasih Pupuk Indonesia dan program MAKMUR,” ujar Kamaludin.
(Fikri Firmansyah/tribunmataraman.com)
editor: Eka Silviana (int)