Natal 2024

Kisah Yohanes Hariyono, Berkarya 20 Tahun sebagai Pemahat Patung Rohani di Puhsarang Kediri

Penulis: Isya Anshori
Editor: faridmukarrom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Begini kisah Yohanes Hariyono seorang seniman patung kayu rohani yang sudah berkarya hingga 20 Tahun lebih di Puhsarang Kediri

TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Di Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, terdapat seorang seniman patung kayu bernama Yohanes Hariyono (55) yang telah bergelut selama lebih dari dua dekade untuk seni memahat.

Rumahnya berada di kawasan wisata religi Gereja Puhsarang dan menjadikannya dekat dengan salah satu daya tarik utama wisatawan di Kediri.  

Yohanes mengaku seni pemahat didapatkannya secara otodidak yang telah ditekuni sejak tahun 2001 silam. Bakat ini ia pelajari secara turun-temurun.

"Saya belajar sendiri, ilmunya memang diwariskan dalam keluarga," katanya, Minggu (23/12/2024).

Kini, ia telah berkarya selama 23 tahun dengan menghasilkan berbagai patung kayu, mulai dari patung-patung kecil hingga karya monumental yang dibuat khusus untuk gereja.  

Yohanes melayani berbagai permintaan, seperti salib, patung Bunda Maria, patung Perjamuan Kudus, hingga patung Buddha. Ia menerima pesanan dari dalam negeri hingga mancanegara, termasuk Jakarta dan Belanda. 

"Saat ini, saya sedang mengerjakan satu unit patung Perjamuan Kudus untuk dikirim ke Belanda. Sebelumnya, mereka sudah memesan satu patung dan pesan lagi," terangnya.  

Dalam berkarya, Yohanes hanya menggunakan kayu terbaik, seperti kayu jati untuk patung besar dan batang kayu kopi untuk salib. Kualitas bahan menjadi prioritasnya untuk menghasilkan karya yang tahan lama dan bernilai tinggi.  

Namun, proses memahat bukan tanpa tantangan. Sesekali ia harus dihadapkan dengan tekstur kayu yang alot dan pola kayu yang rumit. Sehingga pahatan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak bentuk karya. 

"Kesulitannya adalah saat kayu tidak sesuai dengan garis pola. Kadang ada bagian yang bengkok, sehingga harus diperbaiki dengan hati-hati," ungkap Yohanes.  

Harga patung yang dihasilkan bervariasi, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan. Untuk salib berukuran setengah meter, tarifnya sekitar Rp7,5 juta, sementara patung besar setinggi enam meter dihargai hingga Rp350 juta. Lamanya pengerjaan juga bervariasi, seperti patung kecil biasanya selesai dalam 1-2 bulan, sedangkan patung besar membutuhkan waktu hingga satu tahun.  

Patung-patung karya Yohanes sangat diminati, terutama salib, Bunda Maria, dan patung Perjamuan Kudus. 

"Untuk tahun ini, pesanan meningkat sekitar 65 persen. Tahun lalu, saya fokus mengerjakan patung besar, jadi beberapa pesanan tertunda," bebernya.  

Dalam pekerjaannya, Yohanes kini dibantu oleh anak laki-lakinya, yang juga mewarisi keterampilan ini.

"Saya berusaha bekerja maksimal dan berharap karya ini bisa terus memberikan nilai bagi banyak orang," harapnya.  

Halaman
12