TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Bus Damri trayek Tulungagung-Ponorogo terpaksa berhenti di Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo di area yang disebut warga Gunung Tugel, kemarin (21/11/2024).
Penyebabnya, jalan berem sepanjang sekitar 50 meter, longsor dan masuk ke jurang sedalam sekitar 7 meter dan mengancam keberadaan badan jalan.
Bus tidak berani melintas karena dikhawatirkan lapisan beton badan jalan ini akan longsor.
“Daripada membahayakan, lebih baik berhenti saja. Menunggu bus yang dari Ponorogo,” ujar Achmad Rafi, sopir bus Damri.
Longsor yang terjadi pada Rabu (20/11/2024) sore menyebabkan urukan di bawah badan jalan ikut tergerus.
Bus Damri asal Ponorogo juga berhenti di sisi seberang titik longsor untuk menurunkan penumpang dan barang.
Selanjutnya penumpang dan barang dipindahkan ke Bus Damri dari Tulungagung yang menunggu, lalu bus ini kembali ke terminal.
Menurut Camat Pagerwojo, Sutiyono, untuk mengantisipasi longsor susulan diberlakukan sistem buka tutup.
Jalan ini merupakan jalur vital karena menjadi jalur perintis Tulungagung-Ponorogo, dan jalur angkutan produk susu peternak.
Tidak ada jalur alternatif yang bisa dilalui, sehingga harus ada solusi secepatnya.
“Ada jalur di kampung, tapi tidak memungkinkan untuk dilewati truk susu dengan beban 11 atau 12 ton. Malah membahayakan,” ujarnya.
Wilayah Kecamatan Pagerwojo ada di kawasan pegunungan kaki Gunung Wilis di barat laut Kabupaten Tulungagung.
Masih menurut Sutiyono, jika terjadi hujan lebih dari 4 jam, kawasan ini pasti ada yang longsor.
Salah satu solusi jangka pendek adalah pemindahan jalur ke area tanah kas Desa Samar, yang ada di sisi jalan.
“Nanti akan dilihat, memungkinkan atau tidak tanggul jalan yang rusak ini dipulihkan. Dinas teknis yang akan memutuskan,” ucapnya.