Kategori Sastra Indonesia
Kategori ini memilih seorang penulis maupun cerpenis yang namanya menggema dalam menulis cerpen. Namun yang menjadi titik fokus adalah buku puisi.
Buku Puisi berjudul Bilangan 60 membawa nama Wina Bojonegoro menerima anugerah sastra bergengsi. Karyanya dinilai ringan, manis, dengan diksi bersahaja yang digunakan menjadikannya terasa jujur.
“Ada 115 perempuan dari seluruh Indonesia dan beberapa di luar negeri yang bergabung di perempuan penulis Padma yang sekarang sudah melahirkan mau enam buku. Berdirinya 2021 saat pandemi,” ungkap Wina Bojonegoro.
Wina juga mengenalkan buku berjudul Hidup ini Indah yang ditulis oleh para perempuan penulis Padma.
Dalam buku tersebut menunjukan keberanian perempuan dalam menceritakan kisahnya.
“Kami banyak membuat buku terutama bersama para perempuan, sembilan buku dari Hidup ini Indah,” sebutnya.
Kategori Sastra Daerah
Kategori ini diperoleh Slamet Sri Mulyani, seorang penulis geguritan atau puisi tradisional Jawa.
Karya bukunya berjudul Pusaka yang diterbitkan pada 2023 oleh penerbit Boenga Ketjil ini berisi kumpulan geguritan.
Perkembangan kondisi terkini bangsa menjadi sumber inspirasi menarik bagi penyair. Tidak sekadar kontra, keprihatinan dan kritik sosial serta pesan moral mewarnai isi analogi ini.
Penulis Esai/Kritik Sastra
Di samping karya sastra kreatif dalam bentuk puisi maupun cerpen, Balai Bahasa Jawa Timur menemukan buku kritik sastra untuk diberi penghargaan Anugerah Sutasoma.
Penghargaan tersebut diberikan kepada penulis Buku berjudul Catatan Perkembangan Sastra Indonesia yakni Dr. Endah Imawati, M.Pd.
Buku tersebut dinilai memberikan warna baru, cara baru kerja ilmu sastra di Indonesia. Memadukan aspek sejarah sastra, teori sastra dan kritik sastra. Satu sisi menjadi angin segar dalam sastra Indonesia dalam histori biografi sastra Indonesia maupun daerah.