TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tulungagung berhasil memulihkan debit air di Dam Pacar yang sempat dibuka secara sepihak oleh perangkat Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol.
Akibat pembukaan yang dilakukan pada Senin (2/9/2024) sore, tanaman padi di 9 desa seluas 900 hektar terancam kekeringan.
Pemulihan debit air ini sebagai upaya menyelamatkan tanaman padi yang terdampak dari kondisi gagal panen.
Menurut Kepala Dinas PUPR Tulungagung, Dwi Hari Subagyo, pemulihan debit dam irigasi primer ini berhasil dilakukan Rabu (4/9/2024) siang.
Baca juga: 6 Fraksi DPRD Trenggalek Terbentuk, PKB Tunjuk Hadi Jadi Pimpinan Dewan
Upaya ini berhasil dilakukan berkat bantuan dari Perum Jasa Tirta (PJT) yang mau mengalihkan alokasi air.
“Kami sampaikan ke PJT kondisi di lapangan dan PJT mau membantu kita. Berkat kerja keras teman-teman akhirnya debit Dam Pacar berhasil dipulihkan,” ujarnya.
Lanjutnya, proses pemulihan debit air ini sangat rumit, tidak semudah yang dibayangkan.
Suplai air dari saluran irigasi Kalidawir tidak bisa dilakukan karena sedang musim kemarau, debitnya tidak mencukupi.
Jika tidak intervensi, butuh waktu 2 bulan agar debit air di Dam Pacar kembali seperti semula.
Solusi satu-satunya adalah bantuan dari PJT dengan mengalihkan aliran air dari saluran lain.
“Prosesnya menutup spey Kates (Rejotangan) dan membuka spey Ngunut, lalu dimasukkan ke arah Dam Pacar,” papar Dwi Hari.
Debit air dari spey Ngunut ini mencapai 500 liter per detik.
Selain itu ada sejumlah dam di area hilir yang juga diarahkan ke Dam Pacar untuk mempercepat pemulihan.
Dwi Hari berharap kejadian serupa tidak terulang lagi karena dampaknya sangat besar.
“Jangan ada yang membuka pintu air tanpa koordinasi, karena cari penggantinya sangat susah. Dampaknya juga luas, ancaman gagal panen ratusan hektar lahan padi,” tegasnya.
Dari rekaman yang beredar, pintu air Dam Pacar dibuka sejumlah orang pada Senin (2/9/2024) pukul 17.26 WIB.
Dalam rapat koordinasi di Dinas PUPR Tulungagung, Selasa (3/9/2024) terungkap, pembukaan pintu Dam Pacar ini atas izin dari Kepala Desa Junjung.
Akibatnya langsung dirasakan, karena area persawahan 9 desa terdampak tidak mendapatkan air.
Sembilan desa terdampak 5 di antaranya ada di Kecamatan Boyolangu, yaitu Desa Boyolangu, Sanggrahan, Pucung Kidul, Kendalbulur dan Ngranti.
Empat desa lainnya ada di Kecamatan Campurdarat, yaitu Tanggung, Pojok, Wates dan Pelem.
Sawah-sawah yang waktunya giliran mendapatkan air mulai mengalami kekeringan, seperti di Desa Wates, Kecamatan Campurdarat.
Pembukaan pintu Dam Pacar ini nyaris memicu gesekan fisik antara Desa Junjung dan 9 desa terdampak.
Konflik ini bermula saat Desa Junjung selesai panen padi Musim Tanam ke-2 (MT II) dan akan beralih ke tanaman palawija, utamanya bawang merah.
Karena tidak sudah tidak butuh air, ditambah rembesan air dari Dam Pacar dianggap mengganggu tanaman, maka secara sepihak mereka membuang stok air yang ada.
Padahal 9 desa lainnya masih dalam proses menyelesaikan MT II, dengan masa panen masih 1 bulan sampai 1,5 bulan lagi.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(tribunmataraman.com)