Berita Terbaru Kabupaten Kediri

Perjalanan 7 Tahun Berobat Sakit Jantung Bersama BPJS Kesehatan

Penulis: Luthfi Husnika
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhamad Yasin (69), peserta BPJS Kesehatan asal Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk

TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Muhammad Yasin (69) asal Dusun/Desa Kuncir, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk bertahun-tahun harus rutin berobat karena sakit jantung yang dideritanya.

Jantungnya mengalami pembesaran atau kardiomegali hampir sepuluh tahun lamanya. Belakangan, pembuluh darah jantungnya juga mengalami sumbatan dan kerap muncul rasa sakit.

"Kalau lagi kambuh, sakitnya luar biasa. Dari dada kiri menjalar ke pundak dan leher, tembus ke belakang. Kadang menjalar ke lengan juga," katanya saat ditemui, Kamis (11/7/2024).

Baca juga: Dijamin BPJS Kesehatan, Ini Pengalaman Ayu Melahirkan Caesar Dengan Metode ERACS 

Yasin mengaku, di tahun awal ia menjalani pengobatan masih belum mengetahui kalau yang dideritanya adalah sakit jantung. Sehingga ia hanya rutin ke puskesmas atau klinik terdekat jika merasa sakit.

Saat diketahui bahwa dirinya menderita sakit jantung, Yasin mulai ditangani oleh dokter spesialis di rumah sakit. Berbekal BPJS Kesehatan yang dimilikinya, ia dengan telaten menjalani pengobatan setiap bulan.

"Dulu awal rujukan itu di RSUD Nganjuk. Kemudian pindah ke RS Bhayangkara Nganjuk. Sangat tertolong dengan BPJS ini karena full gratis," terangnya.

Bertahun-tahun menjalani rawat jalan, kondisi jantungnya semakin membaik. Namun setahun belakangan, ia kembali mengeluhkan kerap sakit di dada sebelah kiri.

Ia menyampaikan pada sang anak yang berada di Kediri terkait keluhannya tersebut. Untuk memudahkan proses medical check up, sang anak mengajak ayahnya untuk pindah berobat ke Kediri.

"Pada saat itu ditangani oleh salah satu dokter spesialis jantung di RSU Amelia Pare. Saya merasa cocok. Tidak pernah kambuh lagi selama berbulan-bulan. Tetapi sekarang dokternya sudah tidak praktik di rumah sakit lagi," jelas Yasin.

Namun saat dilakukan serangkaian pemeriksaan di RSU Amelia Pare, tim dokter menyatakan bahwa dirinya harus menjalani operasi pemasangan ring jantung dan dirujuk ke RSUD Dr Iskak Tulungagung.

Operasi tersebut urung dilaksanakan karena ada beberapa faktor. Akhirnya ia kembali menjalani rawat jalan dengan rutin konsumsi obat setiap hari.

"Kata dokter dianjurkan tetap melakukan rawat jalan. Jadi setiap bulan rutin berobat ke spesialis jantung. Selama saya konsumsi obat dan menjalani anjuran dokter, kondisi juga terjaga. Asal tidak banyak pikiran dan tidak kelelahan, maka tidak kambuh," ungkapnya.

Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) ini mengaku, selama bertahun-tahun itu ia mendapat pelayanan kesehatan secara gratis. Ia mengatakan, apabila tidak menggunakan BPJS, untuk sekali datang ke dokter spesialis ia perlu mengeluarkan biaya hampir Rp 2 juta karena harga obat yang harus dikonsumsi cukup mahal. Sementara ia diharuskan kontrol rutin setiap bulan.

“Kalau tidak menggunakan BPJS tidak tahu lagi berapa total biaya yang keluar sampai dengan saat ini. BPJS sangat membantu sekali,” ujarnya.

Ketika awal akan menggunakan BPJS ia mengaku sempat ragu, karena pernah mendengar kabar pelayanan untuk pasien BPJS berbeda dengan pasien umum. Namun setelah menjalani sendiri, ia mengaku puas dengan pelayanan kesehatan menggunakan BPJS.

Halaman
12