TRIBUNMATARAMAN.COM, TULUNGAGUNG - RSUD dr Iskak Tulungagung dipercaya menjadi tempat pendidikan fellowship dokter spesialis jantung bidang kardiologi intervensi. RSUD dr Iskak menjadi rumah sakit di bawah pemerintah kabupaten yang mendapat kepercayaan ini.
Mulai tahun ini rumah sakit milik Pemkab Tulungagung mulai menerima dokter spesialis jantung untuk belajar bidang cardio intervensi.
Menurut Ketua Kolegium Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia, dr Renan Sukmawan, Sp.JP(K), pendidikan fellowship adalah pendidikan tambahan setelah dokter menyelesaikan pendidikan spesialis jantung.
Misalnya untuk bisa memasang ring jantung, para dokter spesialis ini perlu pelatihan khusus di tempat yang punya sarana dan prasarana memadai.
"Hari ini kami bersama rombongan menilai kesiapan RSUD dr Iskak Tulungagung, yang kami dengar mempunyai jumlah kasus yang cukup banyak untuk menjadi tempat pendidikan dokter spesialis jantung, untuk fellowship bidang kardiologi intervensi," ujar dr Renan saat di RSUD dr Iskak, Jumat (8/3/2024) sore.
Untuk bisa menolong pasien secara mandiri, seorang dokter spesialis jantung harus sudah menangani sekurangnya 300 kasus.
Fellowship kardio intervensi ini untuk memperluas layanan jantung di seluruh Indonesia.
Sebab saat ini Kementerian Kesehatan telah menyediakan banyak alat kateterisasi jantung (Catlab) di berbagai daerah, namun masih perlu SDM untuk menjalankannya.
Sebelumnya sudah ada 13 lokasi tempat pendidikan fellowship cardio intervensi di Indonesia.
Menurut dr Renan, RSUD dr Iskak menjadi rumah sakit pertama di bawah Pemkab yang punya kapasitas pendidikan fellowship bidang kardio intervensi.
Tahun ini RSUD dr Iskak mulai menerima dokter spesialis jantung dari rumah sakit lain di Indonesia.
"Untuk tahap pertama akan dicoba satu dokter spesialis jantung dulu untuk 9 bulan pertama sampai dapat 300 pasien. Setelah itu baru datang dokter yang lain," ungkap Renan.
Namun melihat jumlah kasus dan kedatangan pasien jantung di RSUD dr Iskak, dr Renan yakin ke depan bisa 2-4 dokter spesialis jantung.
Dengan banyaknya SDM bidang kardio intervensi, diharapkan semua kota/kabupaten bisa mengobati serangan jantung.
Dalam waktu 90 menit sumbatan harus bisa dibuka, karena jika lebih dari 6 jam sudah tidak efektif lagi.