TRIBUNMATARAMAN.COM - Pembangunan Alun -alun Kota Kediri yang mangkrak berimbas panjang pada pedagang kaki lima (PKL).
Semenjak direlokasi, pendapatan PKL anjlok drastis.
Mereka pun menyayangkan mangkraknya proyek pembangunan Alun-alun Kota Kediri.
Karena sebelumnya PKL dijanjikan sebelum tahun baru sudah kembali dapat berjualan di kios baru. Namun setelah proyek mangkrak, harapan itu sirna.
Komariah (40), salah satu pedagang bakso menuturkan, sebelum direlokasi pendapatan yang diperolehnya bisa mencapai Rp 500.000 per hari.
Namun setelah direlokasi karena ada pembangunan kawasan Alun-alun Kota Kediri, pemasukan yang diperoleh turun drastis.
Karena semenjak direlokasi tempat berjualan PKL ada di trotoar Dhoho Plaza dan SDN Kampung Dalem. Selain itu pembeli juga jarang yang mampir karena berjualan di tempat terbuka.
"Sebelum direlokasi sehari bisa dapat Rp 500.000 lebih. Sekarang paling hanya dapat Rp 150.000 bahkan kurang," ungkapnya.
Sebelumnya Komariah selain berjualan bakso juga nasi ayam lalapan. Setelah direlokasi hanya berjualan bakso saja.
Padagang berharap Alun-alun Kota Kediri segera dibuka dan pedagang dapat berjualan secara normal kembali sehingga mendapatkan penghasilan seperti semula.
Untuk menutupi kebutuhan sehari -hari tak jarang para pedagang terpaksa menjual barang miliknya. Karena pemasukan dan pengeluaran menjadi tidak sebanding.
Keluhan sama juga disampaikan Kasdi, pedagang siomay yang mengaku menjadi warga terdampak mangkraknya proyek Alun -alun Kota Kediri.
Biasanya pedagang selalu menyambut tahun baru dengan suka cita karena dagangnya bakal ramai. Namun karena Alun-alun belum dibuka pedagang tidak dapat berharap banyak.
Sebelum direlokasi Kasdi biasa mendapatkan penghasilan Rp 400.000 sampai Rp 600.000 per hari. Namun sekarang paling banyak hanya dapat Rp 200.000.
"Pembelinya sepi mas," ungkapnya.