Bahkan, sesuai dengan kesepatan pada tanggal 14 juni 2023 yang ditandatangani ketiga Ketum Parpol koalisi perubahan, telah disepakati bahwa AHY menjadi pasangan Anies Baswedan.
“Sesuai dengan mandat yang telah diberikan oleh ketiga Ketua Umum Partai Politik yang masing-masing ditandatangani oleh Ketua Umum Nasdem Surya Paloh; Presiden PKS Ahmad Syaikhu; dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono untuk menentukan siapa calon wakil presiden yang dipilihnya, maka pada 14 Juni 2023, Capres Anies memutuskan untuk memilih Ketum AHY sebagai Cawapresnya,” tegasnya.
Ditambahkan dia, nama Ketum AHY ini telah disampaikan kepada para Ketua Umum Parpol dan majelis tertinggi masing-masing partai.
“Dalam hal ini langsung kepada Surya Paloh, Salim Segaf Al Jufri dan Ahmad Syaikhu, serta kepada Agus Harimurti Yudhoyono dan Susilo Bambang Yudhoyono, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat,” jelasnya.
Masih menurut Sekjen Demokrat, ketika itu, Anies mengaku ketiga pimpinan Parpol menerima putusan tersebut dan tidak ada penolakan.
“Pada saat menyampaikan keputusan itu kepada pimpinan partai politik, Anies menyampaikan alasan memilih Ketum AHY, karena Ketum AHY memenuhiseluruh syarat dan kriteria yang ditentukan dalam Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan,” jelasnya.
Selain itu, Capres Anies menilai Ketum AHY juga memiliki keberanian dan bersedia menempuh risiko untuk
menjadi pendampingnya.
“Meskipun partainya sendiri terancam diambilalih oleh KSP Moeldoko melalui PK di Mahkamah Agung. Anies melihat syarat keberanian itu sebagai syarat ke-0, yang tidak dimiliki oleh kandidat Cawapres lainnya,” pungkasnya.
Ibarat Pengantin
Sementara itu, Sekretaris DPW PKB Jawa Timur, Anik Maslachah menyebut kunjungan Capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan ke Ibunda Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar pasca terbongkarnya duet Anies-Gus Imin adalah sikap mohon doa restu dan barokah ke para sesepuh.
"Saya pikir itu baguslah, ibaratnya orang mau jadi pengantin, minta doa restu pada para tokoh, kiai, Bu nyai sembari ngalap barokah," kata Anik saat dikonfirmasi, Kamis (31/8/23).
Menurut Wakil Ketua DPRD Jatim itu, sikap Anies yang sering menyambangi Jatim ke berbagai ponpes dan ke banyak makam tokoh tokoh pendiri NU adalah sah-sah saja.
"Apalagi semua kan masih cair, karena belum ada yg melakukan deklarasi paket capres-cawapres, sehingga semua masih sangat dimungkinkan berubah," ujar mantan Bendahara Fatayat Jatim itu.
Dikatakannya pula, sejak awal seluruh kader PKB menginginkan Gus Imin alias Cak Imin harus berangkat di kontestasi pilpres 2024. Sebab, komitmen PKB melakukan koalisi sejatinya memang untuk menjadikan ketumnya sebagai capres maupun cawapres.
"Suara PKB separo lebih loh, ya wajar dong kalau ambil posisi di capres atau cawapres. La masak hanya jadi pendukung," kata politisi asal Sidoarjo ini.