Kelangkaan Elpiji 3 Kg

Ada Kelangkaan Elpiji 3 Kg di Tulungagung, Pengecer Menyebut Kiriman Dari Pangkalan Dikurangi

Penulis: David Yohanes
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Pangkalan elpiji di Jl Bengawan Solo, Kota Blitar, dipasangi papan bertuliskan 'gas habis, Selasa (25/7/2023).

TRIBUNMATARAMAN.COM - Masyarakat Tulungagung ikut merasakan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram.

Meski harganya tidak naik, namun stok di tingkat pengecer sering kosong.

Sementara pihak pengecer mengaku jatah kiriman dari pangkalan ada pengurangan.

Baca juga: Tanggapi Elpiji Langka, Presiden Jokowi Sebut Elpiji Bersubsidi Kini Jadi Rebutan

Hal ini diungkapkan Nasrul, pemilik toko di Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru.

"Sudah hampir satu minggu terjadi stok sering kosong. Banyak yang gak dapat gas," terang Nasrul.

Nasrul mengaku selalu dapat kiriman 80 tabung gas elpiji 3 Kg dari pangkalan.

Tabung gas sebanyak itu biasanya habis terjual selama 12-14 hari.

Baca juga: Penjelasan Pertamina Soal Mengapa Elpiji 3 Kg Langka di Sejumlah Daerah di Jatim

Baca juga: Tim Gabungan di Kediri Kota Temukan Jawaban Mengapa Elpiji 3 Kg Sempat Langka Hari Minggu

Namun saat ini kiriman dari pangkalan hanya 20-30 tabung, sehingga menjadi rebutan warga.

"Sekarang tidak sampai 5 hari sudah habis karena stoknya sedikit, yang cari banyak. Orang yang tidak biasa beli di sini, akhirnya cari gas ke sini juga," ungkapnya.

Meski ada kelangkaan barang, Nasrul tetap menjual satu tabung gas elpiji 3 Kg seharga Rp 17.500.

Sementara seorang pengecer di Desa Sobontoro, mengaku pihak pangkalan sudah menaikkan harga.

Sebelum terjadi kelangkaan harga yang dipatok pangkalan Rp 16.000 per tabung.

Kini pihak pangkalan menjual satu tabung gas elpiji 3 kilogram seharga Rp 17.500.

"Kalau dari pangkalan Rp 17.500, di pengecer harganya jadi Rp 19.000," ungkap MD, inisial pengecer ini.

Masih menurut MD, tanda-tanda kelangkaan sudah terjadi sejak seminggu lalu.

Namun kenaikan harga terjadi pada minggu ini.

Pihak pangkalan yang biasa memasok barang ke pengecer tidak bisa memberi kepastian, kapan barang bisa dikirim.

"Sebelumnya kalau kosong, tinggal telepon langsung dikirim. Sekarang barangnya belum tentu ada, atau jumlahnya dikurangi," keluhnya.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer