Ramadhan 2023

Mulianya 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan Hingga Rasulullah Tak Sempat Pulang

Penulis: Sofyan Arif Chandra
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salat berjamaah di masjid Agung Baiturrahman Trenggalek,

TRIBUNMATARAMAN.COM - Sepuluh hari terakhir bulan Ramadan menjadi waktu yang tepat bagi umat muslim untuk semakin meningkatkan kualitas ibadahnya. 

Diceritakan menurut Aisyah RA, Rasullullah Muhammad SAW sampai tidak pulang ke rumahnya dan menghabiskan waktu di masjid selama 10 hari terakhir bulan Ramadan tersebut.

Pengasuh Ponpes Al-Falah Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Muhammad Izuddin Zakki mengatakan pada 10 hari terakhir tersebut Rasulullah juga lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadahnya melebihi hari-hari dan malam-malam lainnya.

Baca juga: Malam 20 Ramadan, Masjid Agung Baiturrahman Trenggalek Gelar Qiyamullail Bersama Majelis Al Khidmah

Ada beberapa ibadah amaliyah yang dilakukan Rasulullah pada 10 hari terakhir pada bulan Ramadan tersebut.

Yang pertama adalah qiyamullail atau ibadah di malam hari.

"Kalau sebelumnya tidak melaksanakan (qiyamullail) maka pada 10 terakhir ini (mari) sungguh-sungguh untuk salat malam dan bermunajat kepada Allah swt," kata Gus Zaki, sapaan akrab Muhammad Izuddin Zakki, Minggu (9/4/2023).

Menurut para ulama, lanjut Gus Zaki, salat tarawih juga termasuk qiyamullail karena dilakukan malam hari setelah isya.

Namun akan lebih baik jika salat malam lagi pada 1/3 malam terakhir sembari bermunajat kepada Allah swt.

"Rasulullah juga memperbanyak sedekah pada 10 hari terakhir, kalau di (budaya) kita ada 'maleman' dengan membawa makanan ke masjid pada 10 hari terakhir malam-malam ganjil, itu bentuk amaliyah dalam menyambut malam Lailatul Qadar," lanjutnya.

Ketua GP Ansor Trenggalek ini juga menjelaskan bahwa sedekah tidak ada batasannya, boleh dilaksanakan kapanpun dan dalam bentuk apapun.

"Dalam bentuk buka puasa bersama, bagi takjil, memberikan sembako dan lainnya, waktunya bisa malam hari atau siang hari, kapan saja," ucap Gus Zaki.

Berbeda halnya dengan zakat fitrah yang memang ada waktu yang paling diutamakan yaitu pada malam hari raya Idul Fitri, namun jika ingin melaksanakan 10 hari terakhir tidak apa-apa baik itu zakat fitrah maupun zakat mal.

"Ibadah lainnya adalah Itikaf, kita mencontoh Rasulullah yang tidak pernah pulang dan memilih untuk di masjid, bahkan ketika Aisyah kangen, nabi cukup membuka jendela agar Aisyah bisa menyisir rambut beliau yang mulia," tambah Gus Zaki.

Jika menilik maknanya, Itikaf berarti berdiam diri di masjid, tapi kalau jika disertai tilawah, dzikir tentu lebih baik.

"Nah kalau sama-sama nongkrongnya, sama-sama duduk-duduknya, mending duduk-duduk di masjid dengan niat itikaf itu sudah dapat pahala, daripada di rumah," jelasnya.

Halaman
12