Muspimnas PMII

Muspimnas PMII Ricuh Hingga Merusak Fasiltias, Polisi Amankan 99 Orang

Penulis: David Yohanes
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jendela kaca salah satu ruangan di UIN SATU Tulungagung pecah akibat kericuhan yang terjadi saat Muspimnas PMII

TRIBUNMATARAMAN.COM - Polisi kembali mengamankan 24 orang dari lokasi Muspimnas PMII di Kampus UIN Sayyid Ali Rahmatullah (Satu) Tulungagung.

Dengan demikian total ada 99 mahasiswa yang diamankan sejak Mingu (20/11/2022) malam.

Pengamanan ini terkait dengan kerusuhan di arena Muspimnas yang menyebabkan kerusakan fasilitas kampus.

Baca juga: Muspimnas PMII di Tulungagung Ricuh Lagi, Polisi Amankan 75 Orang dan Menyita Senjata Tajam

Selain itu polisi juga menemukan sebilah senjata tajam jenis badik dari antara mahasiswa ini.

Mereka semuanya saat ini ada di Mapolres Tulungagung, di Jalan A Yani Timur.

Kasi Humas Polres Tulungagung, Iptu M Anshori merinci, 74 orang diamankan dari Gedung KH Saifuddin Zuhri.

Sedangkan 25 orang menyusul diamankan dari luar gedung, namun masih ada di area kampus UIN Satu Tulungagung.

"Mereka minta perlindungan ke kepolisian. Kami mendata dan melakukan konfirmasi," terang Anshori, Senin (21/11/2022).

Anshori menambahkan, sampai saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.

Pihaknya masih akan berkomunikasi dengan Panitia Muspimnas PMII.

Jika memungkinkan Polres Tulungagung akan mengembalikan para mahasiswa ini ke arena Muspimnas.

"Harapan kami semua sesegera mungkin dikembalikan ke arena Muspimnas," tegas Anshori.

Baca juga: Muspimnas PMII di Tulungagung Ricuh, Kursi Beterbangan di Acara Pembukaan

Lebih jauh Anshori mengatakan, para peserta Muspimnas PMII yang diamankan rata-rata dari Indonesia timur.

Mereka adalah kelompok yang kontra dengan pelaksanaan Muspimnas ini.

Kerusuhan terjadi setelah acara rapat pleno yang ada di Gedung KH Saifuddin Zuhri.

"Ada yang sudah keluar gedung. Ada yang masih di situ dan akhirnya terjadi konflik itu," ungkap Anshori.

Ia menegaskan, pengamanan dilakukan karena ada potensi konflik  yang lebih besar.

Karena saat itu ada ribuan  massa yang siap menyerang balik.

Mereka adalah massa pro Muspimnas, lalu ada massa dari gabungan UKM pencak silat dan warga dari luar kampus.

"Mereka tidak terima Kampus UIN Satu yang jadi kebanggaan Tulungagung dibuat rusuh. Kami mengamankan bentrok kedua kubu," tutur Anshori.

Akibat kerusuhan Minggu malam, kaca-kaca gedung Saifuddin Zuhri banyak yang pecah.

Kayu dan batu masih berserakan di dalam dan luar gedung.

Pihak kampus mengunci gedung ini sehingga tidak ada yang bisa masuk.

Hanya sejumlah anggota Satreskrim Polres Tulungagung yang diizinkan mengumpulkan barang bukti.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer