Tanah Longsor di Tulungagung

Perjuangan dan Pengorbanan Rustieni Lindungi Cucunya Rela Tertimpa Tembok dan Batako

Penulis: David Yohanes
Editor: Anas Miftakhudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rustieni (48) saat menerima kunjungan Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo di ruang perawatan Puskesmas Pagerwojo.

TRIBUNMATARAMAN.COM I TULUNGAGUNG - Keselamatan Akila Febrina Maharani (3) segala-galanya buat Rusitieni.

Wanita 48 tahun itu rela dirinya tertimpa tembok batako dan material tanah rumah kakeknya, Kaniman (54) yang ambruk akibat longsor.

Akila pun berhasil selamat berkat pengorbanan neneknya, Rustieni (48).


Rustieni mengisahkan, saat longsor menerjang rumahnya di Dusun Kebonsari, Desa/Kecamatan Pagerwojo sempat terdengar suara gemeretak.

"Begitu bunyi "kretak" saya langsung peluk Akila," kenang Rustieni, saat ditemui di ruang perawatan Puskesmas Pagerwojo.

Dalam hitungan detik rumah Rustieni ambruk diterjang dari arah belakang.

Rustieni segera membungkuk melindungi tubuh Akila yang ada di bawah dadanya.

Saat itulah tembok rumah ambruk dan sejumlah potongan batako bercampur tanah menimpa punggungnya.

"Pokoknya bagaimana cucu saya ini selamat. Punggung saya banyak tertimpa batako," tuturnya.

Di saat-saat genting, Kaniman, suami Rustieni yang juga tertimpa puing-puing meraih tubuh Akila.

Bocah perempuan ini segera dibawa ke arah jalan depan rumah yang bebas dari terjangan longsor.

Setelah itu Akila pergi ke rumah tetangga, sementara Kaniman balik ke rumahnya untuk menolong yang lain.

"Dia bilang sama saya, aku ora opo-opo mbah (saya tidak apa-apa)," ucap Rustieni.

Usai berhasil melindungi cucunya, Rustieni terpendam material hingga hanya kelihatan wajahnya.

Kaniman yang berhasil meloloskan diri dan menyelamatkan Akila kembali ke rumah berupaya membantu yang lain.

Halaman
12