Berita Tulungagung

61 Rumah di Kecamatan Tanggungunung Terdampak Tanah Gerak, Banyak Warga Yang Mengungsi

Penulis: David Yohanes
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Teras rumah warga Tanggunggunung yang retak karena tanah gerak.

TRIBUNMATARAMAN.COM - Sebanyak 24 orang warga Dusun Kalitalun, Desa/Kecamatan Tanggunggunung mengungsi di kantor kecamatan.

Mereka adalah warga yang terdampak bencana tanah gerak.

Bangunan rumah mereka risiko rusak maupun ambruk, sehingga memilih mengungsi dengan pertimbangan keamanan.

Salah satu yang mengungsi adalah Lami (70), lansia sebatang kara.

Lami mengaku sudah sejak Rabu (12/10/2022) sore karena khawatir.

"Bagian depan rumah retak tidak begitu parah. Tapi khawatir hujan deras lagi jadi semakin besar," ucap Lami saat ditemui di pengungsian.

Baca juga: Rumahnya Retak, 7 Keluarga Mengungsi Karena Tanah Gerak di Tulungagung 

Lami mengaku merasa lebih aman di pengungsian dibanding sendirian di rumah.

Apalagi hujan masih terus turun sehingga membuatnya selalu khawatir.

Sementara selama di pengungsian semua kebutuhan dicukupi. 

"Makan juga disediakan. Nunggu sampai aman saja," ujarnya.

Warga lainnya, Warni (49), mengatakan retakan sudah terjadi pada Jumat (7/10/2022) lalu. 

Awalnya hanya retakan kecil di tanah.

Retakan ini menjadi besar setelah hujan semalaman pada Minggu (9/10/2022) kemarin.

"Tahu-tahu pagi hari sudah retak semua.   Kalau rumah saya tidak kena langsung, tapi ada di depan dan belakang rumah," ungkap Warni.

Rumah warga diapit retakan sehingga risiko ambruk jika terjadi pergeseran tanah.

Namun Warni memilih bertahan di rumah bersama anak laki-lakinya.

Sementara istri dan anak perempuannya ikut mengungsi di Kantor Kecamatan Tanggunggunung.

"Sambil jaga di rumah, karena masih ada kambing juga. Tapi kalau hujan deras nanti juga ngungsi," ucapnya.

Rumah Muselan (60) mengalami retak dari samping kiri tembus ke samping kanan.

Ia berkisah, Minggu malam hujan deras disertai pemadaman listrik.

Sekitar pukul 05.00 WIB Senin (10/10/2022) terdengar suara gemertak dari dalam rumahnya.

Muselan buru-buru memeriksa rumahnya.

Saat itu kelihatan retakan memanjang membelah rumahnya ke arah samping. 

Bahkan retakan itu menembus bagian dapur, bangunan baru di sisi kanan rumah yang tinggal finishing. 

"Hari itu juga langsung ngungsi. Saya numpang di rumah saudara di desa lain," katanya.

Plt Camat Tanggunggunung, Heru Junianto, mengatakan ada dua desa yang terdampak tanah gerak, yaitu Tanggunggunung dan Ngepoh.

Di Tanggunggunung ada di Dusun Kalitalun, ada 53 rumah yang terdampak, namun yang parah ada 11.

"Sembilan keluarga mengungsi, atau sebanyak 24 jiwa. Lima di antaranya anak-anak," ungkap Heru.

Jumlah pengungsi ini belum termasuk mereka yang pindah ke rumah saudaranya.

Banyak di antaranya yang numpang di rumah kerabat dengan alasan faktor keamanan. 

Sementara di Desa Ngepoh ada 8 rumah warga yang terdampak. 

Selain itu ada jalan yang amblas karena efek tanah gerak.

Mayoritas kerusakan yang terjadi berupa lantai dan dinding retak, serta pondasi geser.

"Selain ngungsi di kantor kecamatan, ada juga yang mengungsi di rumah saudaranya yang aman," sambung Heru.

Lanjutnya, bencana ini dipicu lahan kritis yang ada di dekat permukiman warga.

Lahan di area pegunungan ini gundul dan difungsikan untuk tanaman palawija. 

Karena tanah tidak punya pohon untuk penahan, maka terjadi longsor dan memicu tanah gerak.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer