TRIBUNMATARAMAN.COM I SURABAYA - Riski Dwi Laksono harus ikhlas kehilangan dua anggota keluarganya akibat tragedi maut di Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo), Senin (16/5/2022).
Mengawali cerita, sebelum berangkat Riski sempat ragu dengan kondisi kru bus Pariwisata PO Ardiyansah.
Riski terlihat lelah saat menyambut kedatangan Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rini Indriani, Selasa (17/5/2022) pagi.
Baca juga: Hearing Penarikan Atribut Pelantikan Kades di DPRD Gresik Digelar Tertutup, Ada Apa?
Baca juga: Kondisi Bus Layak Jalan & Tol Sumo Oke, Ini Penyebab Tragedi Maut di Luar Batas Kemampuan Manusia
Baca juga: Jarum Speedometer Bus yang Copot Tunjukkan Angka 140 km/jam, Bodi Depan Bus Buntung
Baca juga: Kota Kediri Digerojok 6 Ton Minyak Goreng Curah, Pedagang Gorengan Girang
Dalam kesempatan tersebut, Rini datang melayat sekaligus memberikan bingkisan dari Pemkot kepada keluarganya.
Kepada istri wali kota, Riski bercerita bahwa pihaknya baru saja pulang dari Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya.
Di RS tersebut, Ibunda Riski, Mujiana sedang dirawat.
Mujiana merupakan salah satu korban selamat dalam kecelakaan Tol Sumo.
Riski pun berterima kasih atas dukungan dan perhatian yang diberikan Pemkot.
"Kami sangat terbantu dengan perhatian Pemkot," katanya.
Riski mengungkap, ada 6 orang anggota keluarganya yang berangkat bersama rombongan wisata warga Benowo ke Dieng, Sabtu (14/5/2022) lalu.
Selain Mujiana, ada Nur Ra'i (ayah Riski), Septian Adi (adik Riski), dan Cipta Prayoga (keponakan Riski).
Kemudian, ada Nita Ning Agustin (Kakak Riski) dan Andik Suyanto (Kakak Ipar Riski yang juga suami Nita).
Dua nama terakhir masuk dalam daftar korban tewas dari total 14 nama yang meninggal akibat kecelakaan ini.
Baca juga: Petani dan Aktivis Ngeluruk Polres Sampang Tuntut Ungkap Mafia Pupuk Bersubsidi Sulit Dapatkan Pupuk
Baca juga: Skandal Polwan dengan Pendeta, Berduaan di Pastori Digerebek Suami dan Teman Polisi Lain
Baca juga: Nikahi Polwan Cantik untuk Tameng Perselingkuhan Suami dengan ASN Bersuami hingga Beranak Satu
Baca juga: Kantor Bupati OKI Banjir Karangan Bunga Dukung Polwan Suci Bongkar Perselingkuan sesama ASN
"Saya empat bersaudara, dua saudara saya ikut wisata tersebut bersama keponakan. Saya tak ikut karena dari awal seakan ada perasaan tak enak," kata Riski.
Selain dua anggota keluarganya meninggal, dua anggota keluarga lain dalam keadaan belum sadar hingga Selasa pagi.
"Untuk ibu dan keponakan sadar, namun adik dan ayah belum. Ayah dalam kondisi kritis," katanya.
Selain Ayah yang dalam kondisi kritis, ada Septian Adi yang ada gangguan pada otak.
"Hari ini mau operasi dan kami membutuhkan tranfusi darah," katanya.
Lokasi perawatan pun terpencar. Mulai Nur Ra'i dirawat di RS Emma Mojokerto, Septian Adi di RS Mohamad Soewandhie Surabaya, Cipta Prayoga di RS Petrokimia Gresik, dan Mujiana yang dirawat di RS BDH.
"Begitu kejadian, saya langsung berangkat ke Mojokerto. Saya sampai berkeliling di 7 RS untuk mencari anggota keluarga kami. Mulai yang di Mojokerto hingga Gresik," katanya.
Baca juga: Korlantas Mabes Polri Turun Tangan Dalam Tragedi Maut Tewaskan 14 Warga Benowo di Tol Sumo
Baca juga: Bumi Wali Heboh Remaja di Tuban Pamer Kemesraan di Parkiran Pasar Montong, Videonya Viral
Baca juga: Bobol Rumah Janda Cantik, Maling di Gresik Berubah Haluan Rudapaksa Korban Berakhir Antiklimaks
Baca juga: Masih Bocil Sudah Ganjen, Pamer Alat Kelamin ke Wanita Cantik Saat Jogging di GOR
Sebelum kejadian, Riski mengaku kali terakhir berkomunikasi pada Minggu malam (15/5/2022).
"Sekitar pukul 23.00 WIB, saya tanya Ibu saya soal jam kepulangan. Waktu itu, Ibu mengaku masih di kawasan Malioboro," katanya.
Ia mengaku hampir tak memiliki firasat apapun sebelum insiden ini.
Apalagi, kegiatan berlibur bersama keluarga maupun tetangga menjadi agenda rutin yang digelar tiap tahun.
Bahkan, pekan lalu ia bersama rombongan keluarganya baru pulang dari Malang untuk wisata keluarga.
"Waktu itu, yang berangkat sekitar 65 orang dan Alhamdulillah tak ada kendala," jelasnya.
Namun berbeda halnya dengan agenda wisata ke Dieng.
Ia sempat ragu ketika melihat kru bus.
Menurutnya, kru bus terkesan tergesa-gesa.
"Mereka seakan mengejar jadwal. Sebab berdasarkan yang kami dengar, ada jadwal (Wisata Religi) Wali Limo pada Senin tersebut," katanya.
Hal ini pun diperkuat dengan kondisi bus yang seakan disiapkan untuk rombongan banyak bus.
"Ada simbol huruf "D" ditempel di kaca yang sepertinya memang disiapkan untuk rombongan bus setelah dari Dieng.
Sebab, kalau untuk rombongan ke Dieng cuma satu bus," katanya.
Dengan asumsi padatnya jadwal tersebut, ia menduga kru bus pun bisa mengalami kelelahan.
"Penumpang saja pada tidur kan," katanya.
Atas keanehan tersebut, Riski pun sempat mencegah keluarganya berangkat.
"Anak saya saja mau ikut akhirnya saya larang. Sebab, terkesan dipaksakan sejak awal," kata Bapak dua orang anak ini.
Baca juga: Geger Geden Ponorogo Suami Kerja di Luar Negeri, Dikirimi PIL Video Asusila Istrinya Adegan Ranjang
Baca juga: Detik-detik Pengantin Pria di Maospati Magetan Kabur di Hari H Hingga Viral, Begini Kisah Asmaranya
Baca juga: Ternyata Begini Ceritanya Calon Pengantin yang Kabur Kemudian Balik ke Rumah, Persoalannya Cuma Ini
Namun, pada akhirnya sebagian anggota keluarganya berangkat bersama 25 tetangga lain. Hingga akhirnya kejadian naas itu terjadi Senin pagi.
Saat ini, pihaknya fokus untuk memastikan kondisi keluarganya. Termasuk, menjaga keponakannya, Cipta Prayoga yang kini menjadi yatim piatu setelah ayah dan ibu dia meninggal dalam peristiwa ini.
"Harapannya, keluarga kami bisa dirujuk ke satu tempat sehingga kami mudah untuk menjaganya. Untuk saat ini, kami membagi anggota keluarga untuk berjaga," katanya. (Bobby Koloway)