TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Dinas Perhubungan (Dishub) mematangkan jalur mudik di wilayah Kabupaten Tulungagung.
Salah satunya dengan mematangkan jalur alternatif di luar jalur utama.
Sebab diperkirakan mayoritas pemudik akan mengandalkan jalur utama dengan bantuan Google Maps.
"Kami akan siapkan jalur-jalur yang kurang disuplai oleh Google Maps sebagai jalur alternatif," terang Kepala Dishub Tulungagung, Galih Nusantoro.
Persiapan jalur alternatif dilakukan, karena diprediksi jumlah pemudik tahun 2022 mengalami lonjakan.
Mengingat selama dua tahun sebelumnya kegiatan mudik dilarang pemerintah, karena masih situasi pandemi Covid-19.
Karena itu Dishub bersama Satlantas Polres Tulungagung mengantisipasi penumpukan kendaraan di jalur utama.
"Jalur-jalur alternatif disiapkan untuk menunjang jalur utama. Jalan sirip sangat penting karena bisa memecah kebuntuan," sambung Galih.
Sebagai contoh diperkirakan akan ada kemacetan di Jembatan Ngujang 1.
Sebagai alternatif, kendaraan akan diarahkan lewat Jembatan Ngujang 2 di sisi timur.
Dari Jembatan Ngujang 2 ada banyak alternatif jalan, misalnya menuju ke Pulosari, Tunggulsari maupun yang lewat Ringinpitu.
"Jalan-jalan ini yang kita siapkan dengan menempatkan petugas. Dengan demikian diharapkan nanti tidak menumpuk di simpang empat Almuslimun (Kepatihan)," papar Galih.
Dishub juga akan memasang rambu tambahan di sejumlah titik kemacetan.
Misalnya rambu larangan putar balik di titik rawan macet.
Selain itu Dishub juga memastikan semua lampu lalu lintas berfungsi sempurna selama arus mudik dan balik lebaran 2022 ini.
Dishub dan Polisi juga sudah memasang water barrier di Jembatan Lembupeteng Tulungagung.
Jembatan di jalur Tulungagung-Trenggalek ini rawan macet, karena ada persimpangan ganda.
Karena kedua sisi bantaran Sungai Ngrowo, baik sisi barat dan timur sama-sama menjadi jalan warga.
"Water barrier ini mencegah warga langsung menyeberang karena bisa memicu kemacetan," tandas Galih. (David Yohanes)