Reporter: Taufiq
TRIBUNMATARAMAN.com | BLITAR - Balita usia 1,5 tahun di dusun Bakulan, desa Bendo Sewu, kecamatan Talun, kabupaten Blitar, meninggal tenggelam di kolam koi di depan rumahnya.
Peristiwa itu terjadi Sabtu (12/2/2022) petang.
Kejadian itu bukan hanya membuat orangtuanya langsung pingsan, namun juga membuat gempar warga dusun setempat.
Saat ditemukan, diduga bayi berinisial Mfr itu sudah 1 jam meninggal.
Karena itu, bayi itu ditemukan dalam posisi sudah mengambang di kolam berukuran 150 meter persegi tersebut.
"Oleh orangtuanya, korban sempat dicari ke sekitar rumahnya. Bahkan, saat mencarinya itu, bapaknya ya juga wira-wiri lewat kolam itu namun tak sampai punya pikiran seburuk itu,," ujar AKP Imam Subechi, Kapolsek Talun, Minggu (13/2).
Tidak ada yang tahu bagaimana mulanya bocah yang baru bisa merangkak itu sampai tercebur ke dalam kolam dengan kedalaman air sekitar 80 cm tersebut.
Bahkan menurut Imam, orangtuanya sendiri tidak bisa memastikan.
Namun, sore itu atau sekitar pukul 17.00 WIB, korban tidak sendiri di rumah.
Namun, ia bersama orangtuanya, Ad (30) dan istrinya, Ny Tr (26).
Hanya saja, saat itu ibunya memasak, sedang bapaknya mandi sehingga korban bermain sendiri.
Meski bermain sendirian namun ia berada di dekat ibunya yang sedang repot di dapur itu.
Tanpa disadari sang ibu, anak itu merangkak ke depan.
"Usai bapaknya mandi dan akan makan, mereka baru sadar kalau anaknya tak ada di dekatnya. Namun, mereka tak sampai punya pikiran sejauh itu (terjebur kolam ikan)," paparnya.
Melihat anaknya tak ada di dalam rumah, bapaknya mencarinya sambil menggoda, dengan memanggil-manggil namanya.
Namun, dari korban tak ada jawaban bahkan tak terdengar suaranya sama sekali sehingga membuat bapaknya langsung mencari ke ruang tamu.
Namun, korban tak ditemukan, sehingga bapaknya, langsung mencari ke depan rumahnya.
"Begitu di depan rumahnya tak terlihat, orangtuanya mulai panik sehingga dicari di sekitaran rumahnya. Di antaranya, ke samping rumahnya. Namun, juga tak ditemukan," ujarnya.
Begitu tak menemukan anaknya di sekitar rumahnya, orangtuanya kian panik.
Namun demikian, mereka belum punya firasat apalagi berpikiran seburuk itu.
Sebab, selama ini mereka merasa aman-aman saja meski ada kolam ikan koi yang ada di depan rumahnya itu.
Karena tak ditemukan di sekitar rumahnya, baru bapaknya mencari ke rumah tetangganya.
Namun, lagi-lagi para tetangganya juga tak ada yang tahu. Akibatnya, bukan hanya membuat orangtuanya tambah panik namun juga membuat warga geger.
Akhirnya, warga ramai-ramai ikut mencarinya. Tak berselang lama, korban ditemukan di kolam ikan koi itu. Itu diketahui karena kondisinya sudah mengambang di permukaaan air yang kedalamannya setinggi sekitar 80 centimeter itu. Karuan, bukan hanya warga langsung geger namun orangtuanya langsung syock dan menangis sejadi-jadinya.
"Bapaknya ya bolak-bolik melewati kolam itu saat mencari anaknya. Namun, ya tak sampai punya pikiran seperti itu," paparnya.
Dugaan petugas, saat ditemukan mengapung itu, korban sudah lebih dari satu jam tenggelam. Sebab, itu ditemukan sekitar pukul 18.00 WIB, ketika hari sudah mulai gelap.
"Kolam itu memang dari terpal namun tanahnya--di bawah terpal itu--digali sedalam 1 meter. Makanya, kalau tak ada penggamannnya, ya bahaya buat keselamatan anak-anak meski kedalaman airnya sekitar 80 centimeter," ujarnya.
Karena itu, ia mengimbau bagi warga yang punya usaha budidaya ikan koi dengan media kolam terpal seperti itu, untuk membuat pengaman.
"Wong, diawasi dengan baik saja, masih banyak orangtua yang lalai terhadap keselamatan anaknya. Makanya, sebaiknya, di tepi kolam itu diberi pengaman yang setinggi 1 meter, misalnya. Supaya anak-anak tak bisa melompat," pungkasnya.