Berita Tulungagung

Sejarah Pindahnya Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung, Lebih Dekatkan Mak Co ke Sungai Ngrowo

Penulis: David Yohanes
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung sebelum ditinggikan 2 meter. (foto: Repro)

"Klenteng Mak Co rata-rata menghadap ke sungai atau laut. Jadi lokasi saat ini dianggap lebih tepat," tutur Jinjin.

Di sekitar tahun 1970-an wilayah kota Tulungagung sering dilanda banjir.

Klenteng juga tidak lepas dari genangan air.

Karena itu para pengurus sepakat untuk meninggikan klenteng setinggi 2 meter dari ketinggian sebelumnya.

Proyek ini mulai dikerjakan di tahun 1979.

Dari dokumen foto yang ada, enam tahun berselang, atau tahun 1985 proses peninggian ini  mencapai 85 persen.

Akhir 1986 bangunan ini sepenuhnya telah selesai dan difungsikan kembali sepenuhnya.

"Klenteng ini salah satu yang tertua di Jawa Timur," ucap Jinjin.

Keberadaan klenteng Tjoe Tik Kiong sudah menjadi bagian sejarah Kabupaten Tulungagung.

Klenteng ini sering dipadati warga di saat acara-acara tententu, seperti saat upacara ulambana maupun saat Imlek.

Misalnya saat Imlek, ada shio-shio yang mengalami ciong atau kesialan.

Mereka harus melakukan upacara buang sial dengan cara melepas burung, hewan air, atau memberikan sedekah.

Sedekah dari para pemilik shio ciong inilah yang ditunggu warga.

Tahun Baru Imlek 2573 memasuki tahun Macan Air.

Shio yang mendapat ciong adalah macan, monyet, babi dan ular.

Dari empat shio ini yang mengalami ciong besar adalah shio monyet. (David Yohanes)