TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Melati (13) tak bisa menahan tangisnya saat menceritakan pengalaman pahitnya mengalami pelecehan seksual yang dilakukan guru ngajinya, NK (55).
Melati tidak sendirian, ada sekitar empat anak sebayanya yang mengalami nasib serupa.
Warga di salah satu desa di Kecamatan Boyolangu ini mengisahkan, NK kerap mencuri kesempatan memegang bagian vitalnya.
“Misalnya kalau ngaji dilarang pakai celana, disuruh pakai rok. Dia sering tangannya masuk kolong meja, terus menyentuh itu (alat vital),” keluh Melati.
Baca juga: Santriwati di Tulungagung Mengaku Sering Jadi Korban Pelecehan Seksual Oleh Guru Ngaji
Kata Melati, NK juga sering curi kesempatan memegang dadanya.
Bahkan saat belajar salat, perilaku NK semakin menjadi.
Ketika Melati sedang rukuk, dengan sengaja NK memegang pantatnya dan menempelkan alat kelaminnya.
“Saya sudah teriak setiap dia memegang saya. Cuma dia mengancam tidak akan menaikkan kalau cerita ke orang lain,” ungkapnya.
Baca juga: 34 Santriwati Trenggalek Korban Pencabulan Oleh Guru, Dinsos Trenggalek Terjunkan Psikolog
NK adalah guru ngaji kampung yang mempunyai sekitar 25 santri.
Mereka duduk di lantai menggunakan meja dampar.
Saat menghadapi santriwati, tangannya masuk ke kolom meja dan menyentuh area vital.
“Ada banyak yang diperlakukan seperti itu,” ucap korban lainnya, sebut saja Mawar (14) sambil menyebut sejumlah nama.
Kejadian ini terungkap setelah ada santri yang cerita ke orang tuanya.
Akhirnya ada sejumlah orang tua yang saling curhat, dan ternyata anak-anaknya mengalami hal serupa.
Ada yang diam-diam langsung keluar dari tempat ngaji di rumah NK.