ODGJ Bakar Mobil Pak Kades di Trenggalek
Bermula dari Tanah Warisan, ODGJ di Trenggalek Bacok Kambing dan Bakar Mobil Kepala Desa
Persoalan warisan rupanya yang menjadi pemicu mengamuknya Sutarmin (45) alias Ketro di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: Sri Wahyuni
TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Persoalan warisan rupanya yang menjadi pemicu mengamuknya Sutarmin (45) alias Ketro di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Akibat mengamuknya orang dengan gangguan jiwa itu, sebuah mobil dan sepeda motor terbakar.
Selain itu, seekor kambing juga kena Bacok.
Seperti diberitakan, warga Desa Wonokerto, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek, Sutarmin (45) alias Ketro membakar mobil Daihatsu Ayla milik kepala desa setempat, Eko Wardono, serta sepeda motor Suzuki Titan milik ketua RT 24 RW 3 desa setempat, Sutaji, Minggu (17/8/2025).
Ketro tidak terima saat dinasihati Sutaji dan Eko pasca Ketro membacok kambing milik saudaranya sendiri, Juwari.
Ketro mengancam Sutaji dan Eko menggunakan sabit hingga keduanya lari tunggang langgang, meninggalkan mobil Daihatsu Ayla dan Sepeda Motor Suzuki Titan yang terparkir di rumah Ketro.
Baca juga: Sopir Sebut Perjalanan Bakal Sepi, Respons Larangan Putar Musik di Bus
Karena masih tersulut emosi pria tersebut lantas membakar Daihatsu Ayla nomor polisi D 1263 YBN itu menggunakan daun kelapa kering.
Mobil tersebut hangus terbakar, api lalu merambat ke sepeda motor yang berada di samping mobil hingga body nya mengalami kerusakan.
Kapolsek Suruh, AKP Sanusi menuturkan Ketro merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Namun demikian, alasan Ketro membacok kambing milik Juwari bukan tanpa alasan.
"Pak Juwari ini sebenarnya masih saudara dengan pelaku. Keduanya terlibat masalah tanah warisan yang berkepanjangan," kata Sanusi.
Baik pihak Ketro maupun Juwari sama-sama mengklaim tanah warisan leluhurnya tersebut tanpa ada jalan keluar.
Hingga suatu saat Ketro menanami lahan tersebut dengan berbagai macam tanaman terutama tanaman 'ramban' atau tanaman pakan ternak.
"Kemudian ramban tersebut dibabati saudaranya itu (Juwari) sehingga ia melampiaskannya ke kambing (dengan cara membacok)," lanjutnya.
Ketro sendiri hingga kini masih dalam pencarian pasca membakar kedua kendaraan tersebut.
Menurut Sanusi, sehari-hari Ketro hanya tinggal bersama ibunya dengan kondisi ekonomi yang terbatas.
"Sehari-hari (Ketro) kerja sebagai petani, dulu sebenarnya pernah pergi kerja ke Malaysia sebelum ada gejala sakit (gangguan jiwa), tapi kemudian sakit itu ya tidak bisa berangkat lagi," ucapnya.
Menurut Sanusi, Ketro sebenarnya tidak pernah usil kepada para tetangga dan cenderung berlaku sebagaimana orang normal.
"Sakitnya tidak parah, pernah berobat ke rumah sakit tapi tidak serius sakitnya akhirnya pulang lalu di puskesmas juga sempat diberi obat tapi obatnya tidak diminum," ucap Sanusi.
(Sofyan Arif Candra/TribunMataraman.com)
Editor : Sri Wahyunik
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.