Perang Beras Oplosan di Tulungagung

Perang Beras Oplosan, Penggilingan Padi di Tulungagung Masih Tertekan

Meski pemerintah memerangi beras oplosan, rupanya kebijakan itu belum menguntungkan pemilik penggilingan padi di daerah

|
Penulis: David Yohanes | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/David Yohanes
MENGAMBIL BERAS - Warga Desa Srikaton, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengambil beras bantuan pangan di gudang kantor desa, pada Sabtu (26/7/2025) silam. Di tengah upaya pemerintah memerangi beras oplosan, para pengusaha beras skala kecil dan pemilik penggilingan belum merasakan dampaknya 

Namun tawaran ini dianggap kurang menarik, karena mereka bisa menjual langsung ke pasar sebagai beras curah Rp 13.000 per kilogram.

Pedagang nantinya akan menjual beras ini di harga Rp 13.500 per kilogram ke konsumen.

Sementara mereka juga bersaing dengan pabrik yang membuat produk dari rentang harga terendah di kelas medium sampai di kelas premium.

Rozi memaparkan, sebelumnya dalam seminggu kapasitas produksinya bisa mencapai 2 ton beras curah.

Namun karena pabrik juga mengeluarkan beras medium yang jadi segmen penggilingan, produksinya sekarang berkurang menjadi 2 kuintal per minggu.

“Selama ini kami sudah bersaing dengan pabrik di semua segmen harga. Mereka menang karena punya brand,” tegasnya.

Rozi pun merasakan, penertiban beras oplosan ini belum membawa dampak ke penggilingan dan pengusaha beras kecil di daerah.

Meski demikian ia berharap kebijakan ini ke depan membawa dampak positif ke pengusaha kecil seperti dirinya.

 

(David Yohanes/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved