Putra Daerah

Sosok Ali Nastain Putra Daerah Kediri Founder Komunitas Senyum Anak Nusantara

Inilah Sosok Ali Nastain, Putra Daerah Kediri yang Sukses Membangun Komunitas Senyum Anak Nusantara P

Editor: faridmukarrom
Dokumentasi Pribadi Ali Nastain
Ali Nastain, Putra Daerah Kediri Bersama Komunitas Senyum Anak Nusantara 

TRIBUNMATARAMAN.COM  | KEDIRI - Keberhasilan tidak mesti dimulai dengan sesuatu yang besar. Justru kadang berasal dari hal-hal sederhana yang konsisten dilakukan.

Hal ini dibuktikan oleh Ali Nastain (29), pemuda asal Kediri, Jawa Timur, yang berhasil mewujudkan mimpinya untuk membangun komunitas Senyum Anak Nusantara.

Komunitas Senyum Anak Nusantara atau SAN adalah sebuah komunitas sosial berbasis volunteer yang bertujuan menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia yang memiliki jiwa sosial tinggi untuk bergerak, beraksi, serta berkolaborasi dalam satu visi dan misi. 

Langkah Awal di Dunia Relawan

Ali menjadi sosok pertama di keluarganya yang berhasil mengenyam pendidikan hingga jenjang S1.

Pemuda yang berasal dari keluarga sederhana ini telah menuntaskan studinya di Universitas Islam Kadiri (UNISKA) pada 2021 silam.

Sejak berkuliah, Ali aktif mengikuti kegiatan volunteering. Ia mengaku bahwa ada kepuasan batin tersendiri ketika menjadi seorang aktivis sosial.

“Saat mengikuti kegiatan volunteering di berbagai daerah, rasanya saya seperti menemukan kebahagiaan yang bersumber dari hati dan sulit untuk dideskripsikan,” ungkapnya, Senin (11/08/2025).

Baca juga: Viral! Polisi Lalu Lintas Tertabrak Pikap Saat Razia di Talun Blitar Terpental Hingga 5 Meter

Selain itu, ia melihat di beberapa wilayah yang pernah menjadi sasarannya dalam berkegiatan sosial, khususnya daerah pinggiran, terdapat anak-anak yang tidak dapat menempuh pendidikan formal di sekolah karena keterbatasan akses hingga finansial.

Selain itu, Ali merasa bahwa generasi muda di sekitarnya banyak yang ingin berkecimpung di dunia relawan, tetapi belum ada mendapat kesempatan. 

Hingga pada satu waktu, pemuda asal Kediri ini berniat menciptakan wadah guna mengedukasi anak-anak yang membutuhkan sekaligus membuka peluang generasi muda untuk dapat merasakan menjadi volunteer.

Buah pikiran dan keinginan tersebut kemudian ia kembangkan bersama dua temannya yang sempat gagal mengikuti kegiatan volunteering karena tidak lolos seleksi.

“Saya ajak dua teman yang sempat gagal lolos seleksi kegiatan volunteering untuk merealisasikan gagasan ini dan mereka sangat antusias,” ujarnya.

Sampai pada 5 Mei 2019, Ali dan kedua kawannya berhasil mendirikan Senyum Anak Nusantara, sebuah komunitas sosial yang berfokus pada bidang sosial dan pendidikan dengan target anak-anak di pelosok daerah Indonesia.

Saat ini, Senyum Anak Nusantara bahkan telah bertransformasi menjadi yayasan. 

Membangun Mimpi dari Nol

Senyum Anak Nusantara (SAN) lahir di tengah keterbatasan.

Tantangan terbesar yang mesti dihadapi Ali kala itu adalah pendanaan. 

Modal awal perjalanan SAN dimulai dari patungan hingga berkembang menjadi aktivitas-aktivitas berbasis ekonomi kreatif untuk mendapatkan dana operasional.

Konsep kegiatan pun belum terancang dengan matang dan tidak memiliki target untuk menjadi komunitas yang besar.

“Buat saya, yang penting idenya jalan dulu, untuk bisa bantu anak-anak yang membutuhkan sekaligus teman-teman yang mau mengabdi,” terangnya.

Prinsip yang Ali pegang saat mendirikan SAN, ia jadikan tagline komunitas tersebut, yaitu 3M, Menginspirasi, Memotivasi, dan Mengedukasi.

“Saya berharap besar bahwa kedatangan kami (volunteer) yang mungkin terbilang singkat ini tidak hanya sekadar memberikan edukasi, tetapi juga dapat menginspirasi dan memotivasi, khususnya lebih semangat dalam menggapai cita-cita,” tegasnya.

Mengepakkan Sayap ke Pelosok Negeri

Selama 8 bulan berjalan, Ali mendapat banyak respon positif dari teman-teman di berbagai kota yang juga ingin bergabung dalam komunitasnya. 

Karena visibilitas untuk mengumpulkan rekannya dari berbagai kota dan terpusat di Kediri terbilang kecil, maka ia memutuskan untuk membuka operasional di berbagai kota hingga terbentuk 43 chapter awal. 

Enam tahun berjalan, SAN berkembang pesat dan telah terbentuk 72 chapter yang tersebar di seluruh Indonesia. 

“Dukungan dan antusias rekan-rekan di seluruh Indonesia sangat luar biasa, sehingga kita bisa bergerak bersama untuk mengembangkan SAN,” tuturnya.

Ali menaruh harap penuh agar komunitas ini tetap eksis dan terus berdampak. 

“Selama masih ada yang percaya dengan komunitas ini dan mau bergerak bersama, semoga SAN akan tetap hidup,” tutupnya. 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com/ Dhea Berta Marsella)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved