Putra Daerah
Afrandi Karsanifan, Arsitek Profesional Pertama di Trenggalek Gratiskan Desain Masjid
Inilah sosok Afrandi Karsanifan, arsitek profesional dari Trenggalek yang menggratiskan desain masjid di Kabupaten trenggalek
Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Gencarnya pembangunan infrastruktur, perumahan dan gedung pencakar langit di kota-kota besar tak luput dari peran seorang perancang konsep yang biasa dikenal sebagai. arsitek.
Profesi arsitek di kota besar bukanlah hal yang asing. Mereka selalu dilibatkan agar pembangunan rumah, gedung, dan bangunan lainnya bisa rampung secara paripurna.
Berbeda halnya di daerah berkembang seperti Kabupaten Trenggalek. Profesi arsitek belum begitu membumi, masih sangat jarang perencanaan pembangunan melibatkan seorang arsitek.
Baca juga: Sosok Wahyu Kristian Natalia Dosen BINUS Malang, Hijrah Dari Industri Media di Waktu yang Tepat
Di Bumi Menak Sopal sendiri hanya ada satu arsitek profesional atau arsitek yang sudah tersertifikasi dan memiliki Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA), ia adalah Afrandi Karsanifan (32).
Pria lulusan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang tersebut baru mendapatkan gelar Arsitek (Ar.) pada awal tahun 2025 usai menjalani Ekuivalensi Pendidikan Arsitektur & Rekognisi Magang.
Afrandi mengakui tantangan terbesar menjadi arsitek terutama di Kabupaten Trenggalek adalah menyampaikan informasi pada masyarakat pentingnya arsitek diterapkan dalam merencanakan pembangunan.
"Banyak orang yang menganggap kalau pakai jasa arsitek itu pasti biaya pembangunannya semakin mahal. Sebenarnya malah lebih murah karena dengan arsitek itu kita bisa mengetahui budget, jenis material yang murah, yang mahal, dan yang tepat digunakan," kata Andi, sapaan akrab Afrandi Karsanifan, Sabtu (26/7/2025).
Lebih dari itu, dengan perencanaan yang matang dari arsitek, revisi dalam proses pembangunan bisa ditekan seminimal mungkin sehingga lebih hemat biaya dan waktu.
Demi mengkampanyekan arsitek di Trenggalek, Andi banyak menerima pekerjaan tanpa dipungut biaya alias gratis. Ia ingin ilmunya bisa lebih bermanfaat untuk banyak orang.
"Saya beberapa kali membantu proses desain masjid, pondok pesantren, rumah tahfidz, sekolah dan bangunan sosial lainnya tanpa biaya. Ya hitung-hitung, sebagai bentuk dedikasi sosial kepada masyarakat serta mengamalkan salah satu kode etik arsitek yaitu pengabdian diri," lanjutnya.
Lulusan SMAN 2 Trenggalek tersebut mengaku ikut bangga saat bisa berkontribusi dalam pembangunan masjid ataupun musala, terlebih lagi saat melihat para jemaah kompak gotong royong mengaplikasikan desain yang sudah ia rancang.
"Ada kebahagiaan tersendiri bisa turut andil dalam pembangunan masjid ataupun bangunan sosial lainnya," ucap pemilik akun Instagram @afrandi_k tersebut.
Keinginan Andi untuk menjadi seorang arsitek sudah muncul sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Ia selalu menambahkan gelar Ir. saat menulis nama dirinya di setiap buku yang ia miliki. Bukan tanpa sebab, ia merupakan penggemar dari Presiden Soekarno dan Presiden Habibie.
"Saya terinspirasi dari BJ Habibie karena di rumah ada foto beliau saat menjadi presiden, selain itu presiden pertama (Soekarno) juga seorang insinyur," tambah anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Malang ini.
Untuk itu tanpa ragu ia memilih jurusan Arsitektur saat menempuh pendidikan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Selama di Kota Apel, Andi tidak hanya menghabiskan waktu untuk belajar di kampus. Pria berkacamata tersebut juga menjadi seorang santri di Pondok Pesantren Anwarul Huda.
Dari pondok pesantren tersebut, ia bisa mendapatkan banyak ilmu yang juga bisa ia terapkan dalam profesinya sebagai seorang arsitek.
"Dengan menjadi santri, saya tahu bahwa ada banyak hal terkait agama Islam yang mana di arsitekturpun juga ada yang mempelajari arsitektur Islam," terangnya.
Ia mencontohkan nilai agama yang sering diterapkan dalam dunia arsitektur adalah larangan untuk membuang tampias hujan ke rumah tetangga.
"Lalu posisi tempat tidur itu bagaimana sunahnya dari Nabi, harus miring ke mana itu kita sesuaikan dengan desain dan banyak lagi yang lain tentang konsep Islam dalam dunia arsitek," tambah warga Desa Sumberingin, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek itu.
Selama menggeluti dunia arsitek, Andi sudah mendapatkan banyak klien baik dari Trenggalek, kabupaten/kota di Jawa Timur, bahkan dari luar Provinsi Jawa Timur.
Menurutnya setiap klien mempunyai selera dan pengetahuan yang berbeda - beda mengenai bangunan. Salah satu proyek yang berkesan yang pernah ia garap adalah pembangunan rumah di Pacitan tahun 2018 dengan nilai Rp 500 juta.
"Kita banyak diskusi karena kliennya itu suka dengan seni dan banyak eksplorasi material, bahkan sampai mendatangkan materialnya dari Jogjakarta mulai dari bajanya, lalu dinding ekspos hingga penutup atap yang menggunakan Alderon yang pada tahun itu sangat jarang digunakan," ucapnya.
Andi sangat mengapresiasi kliennya tersebut. Walaupun tidak berada di kota besar, kliennya sangat melek dengan bahan-bahan material yang akan digunakan untuk pembangunan rumahnya.
Begitu juga halnya di Trenggalek, Andi berharap ilmu arsitektur bisa lebih dikenal oleh masyarakat. Menurut lulusan SMPN 1 Trenggalek tersebut Kabupaten Trenggalek mempunyai potensi lokal yang bisa dioptimalkan dalam pembangunan rumah.
"Trenggalek yang paling cocok sebenarnya bangunan sederhana. Trenggalek punya industri batu bata, industri genteng, pengolahan batu kali dan lainnya," ucap Andi.
Dengan rencana dan rancangan yang tepat, material yang sederhana tersebut bisa dimaksimalkan menjadi bangunan ataupun rumah yang fungsional dan estetis.
"Jadi menurut saya maksimalkan potensi lokal. Jangan material-material yang pabrikan, sehingga bisa sama-sama berkontribusi untuk industri Trenggalek," jelas pendiri Hade Arsitek Studio tersebut.
Lebih besar lagi, Andi berharap Arsitek lokal Trenggalek mampu mengambil peran dalam pembangunan dan pengambilan kebijakan di Trenggalek.
"Mimpi ke depan saya banyak arsitek-arsitek profesional di Trenggalek bisa menginisiasi satu komunitas yang akhirnya bisa membantu kemajuan Trenggalek mulai dari tata kota, problem solving, ataupun lainnya," pungkasnya.
(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
berita terbaru kabupaten Trenggalek
Afrandi Karsanifan
tribunmataraman.com
arsitek di trenggalek gratiskan desain masjid
kabupaten Trenggalek
Jadi Lulusan Terbaik Polinema, Farah Ayu Mufida Persembahkan Aplikasi Pajak untuk Mahasiswa |
![]() |
---|
Raih IPK 3,96 di Politeknik Negeri Malang, Sely Diterima Bekerja di BPJS Kesehatan |
![]() |
---|
Hanif Jadi Lulusan Terbaik Polinema, Ridho Orangtua dan Konsistensi Jadi Kunci Sukses |
![]() |
---|
Arizqa Novi Ramadhani, dari Keluarga Sederhana Sukses Menjadi Wisudawati Terbaik UNAIR |
![]() |
---|
Kania Mahasiswi FISIP UNAIR Lewat Ketekunan Raih Kesempatan Magang Berdampak di Perpusnas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.