Berita Terbaru Kabupaten Kediri

Krisis Air Bersih di Desa Plosolor Kediri Belum Usai, Warga Keluhkan Air Sumur Bor Berbau dan Licin

Warga desa Plosolor, kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri mengeluhkan air sumur licin dan berbau karat.

Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/isya anshori
AIR KERUH - Air warga terdampak di Desa Plosolor, kecamatan Plosoklaten, kabupaten Kediri. Meskipun air terlihat jernih, ada bau berkarat dan muncul gumpalan putih menyerupai sisa sabun. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi terkait kondisi air sumur bor tersebut. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Persoalan pencemaran limbah yang menimpa belasan rumah warga di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, masih belum menemukan titik terang.

Meski Pemerintah Kabupaten Kediri dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) MKSO telah melakukan berbagai upaya kolaboratif, masalah ini terus berlarut-larut.

Salah satu solusi sementara yang sempat diberikan oleh pihak perusahaan adalah bantuan tandon dan distribusi air bersih harian. Namun, sejak pembangunan sumur bor baru sedalam 30 meter rampung, distribusi air bersih tersebut dihentikan, dan warga diminta kembali menggunakan air sumur.

Sayangnya, air dari sumur baru itu justru menimbulkan kekhawatiran baru. 

Salah satu warga Masdu'ah (60) warga terdampak, mengungkapkan bahwa meskipun air terlihat jernih, ada bau berkarat dan muncul gumpalan putih menyerupai sisa sabun.

"Airnya memang kelihatan bersih, tapi baunya agak aneh. Pas dipakai, terasa licin di tangan seperti habis pakai sabun," ungkapnya, Kamis (29/5/2025).

Masdu'ah mengaku khawatir, karena air tersebut kini menjadi satu-satunya sumber untuk mandi dan berwudhu. Sementara kebutuhan untuk minum dan memasak masih bergantung pada pasokan air bersih dari mobil tangki milik PT SGN MKSO.

Warga lain, Linda, juga menolak jika tandon air bersih yang sebelumnya diberikan diambil kembali. Dia menyebut kondisi air di rumahnya masih tercemar dan belum layak digunakan.

"Kalau tandonnya diambil, saya mau pakai apa? Air di rumah saya masih keruh dan berbau," tegasnya.

Pembuatan sumur bor ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah desa dengan PT SGN MKSO Dhoho, yang awalnya diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang atas krisis air bersih yang dialami warga. Namun, fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya.

Menanggapi temuan ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi terkait kondisi air sumur bor tersebut.

"Hingga saat ini belum ada laporan masuk ke kami soal itu. Tapi kami tetap terbuka menerima aduan dan akan menindaklanjuti untuk verifikasi di lapangan," jelasnya.

Putut menambahkan, proses penyelidikan memerlukan ketelitian karena sumber kontaminasi bisa berasal dari berbagai faktor. Pihaknya juga masih menunggu hasil koordinasi dengan DLH Provinsi Jawa Timur terkait analisa kualitas air.

"Kalau airnya berubah bau dan warna, bisa jadi ada banyak kemungkinan penyebab. Kita akan cek lagi dan ambil sampel kalau diperlukan," ujarnya.

Dengan belum adanya solusi pasti, warga Desa Plosolor berharap pemerintah dan pihak perusahaan segera bertindak cepat dan memberikan jaminan atas ketersediaan air bersih yang aman dan layak konsumsi.

"Kita belum bisa menyimpulkan sumbernya dari mana," pungkas Putut.

(Isya Anshori/TribunMataraman.com)

Editor: eben haezer

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved