Haji 2025
Unik! Jamaah Haji Kediri Beri Tanda Koper dengan Boneka Hingga Tas Anyaman
Koper calon jamaah haji asal Kabupaten Kediri, dihiasi berbagai macam tanda unik, seperti boneka, centong nasi, jilbab warna mencolok, hingga tas.
Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Beragam cara dilakukan calon jamaah haji asal Kabupaten Kediri untuk membedakan koper bawaan mereka saat menjalani ibadah di Tanah Suci. Tidak sedikit yang memberi tanda unik seperti boneka, centong nasi, jilbab warna mencolok, hingga tas anyaman sebagai pembeda koper.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Kabupaten Kediri, Sumarlan, mengatakan bahwa pemberian tanda unik pada koper jamaah sebenarnya bukan hal baru.
Tradisi ini hampir selalu muncul setiap musim haji sebagai bentuk inisiatif pribadi jamaah untuk memudahkan identifikasi koper.
"Dari Kantor Kemenag sebenarnya sudah ada pita atau penanda resmi untuk tiap rombongan, dengan warna berbeda-beda. Tapi rupanya ada sebagian jamaah yang merasa belum cukup jika hanya mengandalkan itu, jadi mereka menambahkan tanda-tanda unik," kata Sumarlan, saat ditemui di ruang Joyoboyo Pemkab Kediri, Rabu (30/4/2025).
Sumarlan menjelaskan, bahwa selama penanda tambahan tersebut tidak membahayakan proses penerbangan dan tidak mengganggu sistem penimbangan bagasi, maka maskapai penerbangan biasanya tetap memperbolehkan.
"Yang penting tidak berisiko dalam penerbangan dan pengangkutan bagasi. Kalau memang dirasa aman dan tidak mengganggu, biasanya tidak masalah. Tapi nanti tetap akan dicek ulang di Asrama Haji," tambahnya.
Baca juga: Ratusan Calon Jamaah Haji Kabupaten Kediri Gagal Berangkat Tahun Ini, Begini Penyebabnya
Selain itu, koper jamaah biasanya dikirim terlebih dahulu sebelum keberangkatan jamaah, dan baru akan bertemu kembali setelah tiba di Tanah Suci.
Karena itu, banyak jamaah yang merasa perlu memberi ciri khas tambahan pada kopernya.
"Jamaah dan koper tidak berangkat bersamaan. Maka dari itu, mereka ingin memastikan bisa mengenali barang bawaannya ketika tiba di Tanah Suci," ujarnya.
Tanda-tanda seperti boneka kecil, pita mencolok, centong, hingga tas anyaman yang diikat di koper dianggap sangat membantu, apalagi saat jamaah berkumpul dalam jumlah besar di bandara maupun pemondokan.
Sumarlan menambahkan, bahwa jika nantinya penanda tersebut dianggap berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan, pihak panitia akan melakukan penyaringan di Asrama Haji sebelum keberangkatan.
"Selama ini tidak ada masalah besar. Bahkan, tanda-tanda unik seperti itu ada yang sampai lolos hingga ke Mekah dan Madinah. Selama tidak berlebihan atau membahayakan, umumnya dibiarkan saja," pungkasnya.
Diketahui, rombongan calon jamaah haji Kabupaten Kediri tahun ini tergabung dalam kloter gelombang pertama dan akan mendarat langsung di Madinah.
Para jamaah kini tengah melakukan persiapan akhir, termasuk pengumpulan koper dan perlengkapan pribadi sebelum jadwal keberangkatan tiba.
(Isya Anshori/tribunmataraman.com)
editor: Eka Silviana (int)
Kemenag Kediri Pastikan Tak Ada Karantina Covid-19 Pada Jamaah Haji yang Baru Pulang |
![]() |
---|
Jemaah Haji Gelombang Dua Kabupaten Kediri Dijadwalkan Tiba Besok |
![]() |
---|
Keluar Masuk Rumah Sakit, Jemaah Haji Trenggalek yang Tertinggal di Tanah Suci Meninggal Dunia |
![]() |
---|
742 Jamaah Haji Kediri Pulang Disambut Haru, Satu Keluarga Satu Mobil Demi Tertibnya Penjemputan |
![]() |
---|
Kelelahan dan Harus Dirawat, Seorang Jamaah Haji Dari Trenggalek Tertinggal di Tanah Suci |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.