Gebrakan Sang Pemimpin

Program Satu Data Kota Surabaya, Cak Eri Target Jumlah Warga Miskin Turun Lebih Banyak di Periode 2

Lewat Program Satu Data Kota Surabaya, Wali kota Surabaya, Eri Cahyadi menargetkan penurunan angka kemiskinan yang lebih besar di periode keduanya

Penulis: Bobby C Koloway | Editor: eben haezer
Istimewa/Dokumentasi Pemkot Surabaya
PANEN RAYA - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat memanen buah di Surabaya. Sektor pertanian, menjadi salah satu upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam program padat karya untuk pengentasan kemiskinan di Kota Pahlawan. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memastikan program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) masih menjadi prioritas dalam periode kedua memimpin Surabaya.

Untuk mengoptimalkan program tersebut, Wali Kota Eri juga menggagas program satu data kota Surabaya.

Menurut Wali Kota, aktualisasi data menjadi penting dalam pemberian intervensi kepada masyarakat. Khususnya, warga miskin.

Baca juga: Daftar Proyek di Kota Surabaya yang Akan Dikebut Eri Cahyadi Setelah Dilantik Jadi Wali Kota

Wali Kota Eri pun telah meminta kepada seluruh perangkat daerah (PD) untuk memperbarui data warga miskin.

"Nanti (data) itu yang akan bisa menentukan prioritas anggaran kita di tahun 2025. Tidak ada toleransi lagi maka itu saya minta Februari ini harus selesai karena saya sudah minta sejak tahun lalu,” kata Cak Eri.

Angka kemiskinan di Surabaya sebenarnya telah turun tajam sejak periode pertama kepemimpinan Eri.

Strategi program padat karya dari Pemkot Surabaya bukan hanya mengentaskan pengangguran namun juga berhasil menaikkan pendapatan warga.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Surabaya pada 2024 menyisakan sekitar 116,62 ribu jiwa. Angka ini menurun sekitar 20 ribu jiwa dibanding 2023 yang mencapai 136,37 ribu jiwa.

Dibandingkan data empat tahun terakhir, jumlah penurunan tersebut juga menjadi yang terbanyak.

Rinciannya, pada 2021 angka kemiskinan di Surabaya sempat menyentuh 152,49 ribu jiwa yang kemudian menurun menjadi 138,21 ribu jiwa pada 2022 (turun 14,28 ribu jiwa) dan kembali menurun menjadi 136,37 ribu jiwa pada 2023 (turun 1,84 ribu jiwa).

Apabila dipersentasikan, jumlah penduduk miskin di Surabaya pada 2024 menyisakan 3,96 persen atau lebih rendah dibandingkan 2023 (4,65 persen), 2022 (4,72 persen), 2021 (5,23 persen), dan 2020 (5,02 persen). Angka ini juga jauh lebih rendah dibandingkan data kemiskinan Jawa Timur (9,79 persen) dan nasional (9,03 persen).

Pada 2024, kemiskinan ekstrim di Surabaya juga telah mencapai 0 kasus. Jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari di Surabaya (garis kemiskinan) juga meningkat dari Rp718.370/bulan pada 2023 menjadi Rp742.678/bulan pada 2024.

Terhadap rencana besar tersebut, BPS siap mendukung tersedianya data. Kepala BPS Surabaya, Arrief Chandra Setiawan mengungkapkan, sinkronisasi data antara BPS dengan Pemkot telah dilakukan.

Selain mendukung “Surabaya dalam Angka”, sinkronisasi data tersebut juga mendukung program Satu Data Pemkot Surabaya.

 “Harapan Pak Wali (Eri Cahyadi) kan ingin ada satu data dalam satu genggaman beliau," kata Arrief dikonfirmasi terpisah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved