Berita Terbaru Kabupaten Kediri

Pendapatan Pasar Wates Tahun 2024 Lampaui Target, Ditargetkan Naik Jadi Rp 700 Juta di 2025

Sepanjang 2024 pendapatan Pasar Wates di Kabuapten Kediri terhimpun sebanyak Rp 600 juta. Tahun 2025, ditargetkan naik jadi Rp 700 juta

Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/isya anshori
MAKIN RAMAI - Suasana Pasar tradisional Wates Kabupaten Kediri. Setelah direvitalisasi, pasar ini semakin banyak pengunjung dan menyumbang banyak PAD. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Kediri mencatat Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Pasar Wates pada tahun 2024 mencatat hasil yang menggembirakan dengan realisasi mencapai Rp 600 juta. Jumlah tersebut melampaui target awal sebesar Rp 300 juta. 

Keberhasilan ini menjadi dorongan bagi Disdagin untuk meningkatkan target PAD tahun 2025 menjadi Rp 700 juta.  

Kepala Disdagin Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih mengungkapkan bahwa capaian ini berasal dari berbagai sektor, seperti retribusi kios, stand, lapak-lapak, parkir, dan sampah. Dari sektor retribusi pasar saja, pemasukan yang diperoleh mencapai Rp 168 juta, sementara retribusi sampah memberikan kontribusi sebesar Rp 200 juta.  

"PAD ini bersumber dari retribusi pedagang yang berjualan di kios dan lapak, parkir pengunjung, serta retribusi sampah. Peningkatan signifikan pada 2024 menjadi pijakan untuk pengelolaan yang lebih baik di tahun depan," kata Tutik, Selasa (11/2/2025).  

Saat ini, Pasar Wates memiliki 450 unit lapak dan los, ditambah dengan sekitar 100 pedagang dari sektor UMKM dan kuliner malam, sehingga total pedagang yang beraktivitas di pasar ini mencapai 500 orang.

Pemerintah juga telah menerapkan sistem e-parking untuk meningkatkan transparansi dan efektivitas pengelolaan pasar.  

Dalam kebijakan terbaru, tarif retribusi lapak mengalami penyesuaian. Jika sebelumnya tarif dihitung berdasarkan luas dengan nominal Rp 500 per hari, maka dalam aturan terbaru, pedagang yang menempati lapak berukuran 3 x 2 meter dikenakan retribusi Rp 3.000 per hari, dengan pengecualian bagi mereka yang tidak berjualan.

"Alhamdulillah dengan suasana pasar wates yang semakin ramai saat ini bisa terus memberikan multiplayer effect bagi masyarakat Kediri," ungkapnya. 

Sementara itu, revitalisasi area depan Pasar Wates juga turut mendongkrak jumlah pengunjung. Nugroho, salah satu pedagang di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa kehadiran pedestrian seperti Malioboro Yogyakarta di depan pasar membuat kawasan ini semakin ramai.

"Dulu pengunjung tidak menentu, kadang ramai, kadang sepi. Namun, setelah area depan ditata ulang, sekarang lebih banyak orang datang. Ada yang sekadar jalan-jalan, mengajak anak bermain, atau menikmati kuliner khas di sini," jelasnya.  

Tak hanya menawarkan beragam produk makanan dan minuman, Pasar Wates juga menghadirkan hiburan seni di malam hari, yang semakin memperkuat daya tariknya sebagai destinasi wisata. Kehadiran pertunjukan seni ini bahkan menarik perhatian pengunjung dari luar Kecamatan Wates.  

"Kami berharap agar fasilitas pendukung, seperti area parkir dan kebersihan terus diperbaiki guna memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan meningkatkan daya saing pasar sebagai pusat ekonomi dan wisata lokal," ungkapnya. 

(Isya Anshori/TribunMataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved