Berita Terbaru Kabupaten Lamongan
Update Harga Cabai di Kabupaten Lamongan Tembus Rp 100 Ribu Per Kilogram
Update dua hari ini, harga cabai rawit di wilayah Lamongan tembus Rp 100 ribu per kilogram.
TRIBUNMATARAMAN.COM | LAMONGAN - Turunnya produksi cabai di kalangan petani karena musim musim masuk penghujan mengakibatkan harga cabai di pasaran Lamongan tinggi.
Ternyata, baru dua hari ini, harga cabai rawit di wilayah Lamongan tembus Rp 100 ribu per kilogram, dari sebelumnya hanya Rp 85 ribu per kilogram.
Pedagang sayuran di Pasar Rakyat Sidomulyo dan Pasar Sidoharjo, mengaku, harga cabai naik baru dua hari terakhir.
Padahal, pada saat musim kemarau, harga cabai rawit merah hanya berkisar Rp 35 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram.
Baca juga: Nyamar Jadi Driver Online Pria di Ponorogo Gasak Ratusan Bungkus Rokok
Namun merangkakanya harga cabai rawit itu terasas mulai akhir tahun hingga kini mencapai Rp 100 ribu perkilo.
"Terakhir harganya naik turun, sekarang berkisar Rp 85 ribu. Tapi sekarang sudah diangka RP 100 per kilo," kata Fatma, Minggu (5/1/2025).
Ia menuturkan, selain harga cabai harga cabai besar juga ada kenaikan Rp 45 ribu per kilo, tomat Rp 15 ribu dari sebelumnya Rp 10 ribu perkilo, wortwl dari Rp 10 ribu per kilo, kini Rp 20 ribu per kilo, bawang merah Rp 35 rbu per kilo dan bawang putih Rp 40 ribu per kilo.
Para pedagang memastikan, kenaikan harga cabai di pasaran Lamongan disebabkan pasokan kurang akibat berkurangnya produksi karena musim penghujan.
"Sekarang banyak hujan, banyak banjir juga jadi produksi juga berkurang," jelasnya.
Pedagang lain, Maisaroh menambahkan, naiknya harga cabai juga mempengaruhi omsetnya.
Para pembeli mengurangi jumlah belanja karena harga cabai mahal. " Sehari 15 kilo kadang habis kadang tidak karena harganya mahal," jelasnya.
Seorang pembeli, Nur Jannah mengaku terpaksa mengurangi belanjanya karena harga cabai yang mahal.
Padahal cabai merupakan bahan utama untuk kebutuhan warung soto ayam dan nasi pecel miliknya.
"Cabai dikurangi, biasanya rasanya pas sekarang kurang pedas. Belinya pun berkurang, biasanya sehari setengah kilo sekarang seperempat," katanya.
Pengunjung pasar, utamanya emak-emak tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya mengikuti harga pasar.
Balita Terkunci Dalam Mobil di Lamongan, Sang Ayah Keluar Merokok |
![]() |
---|
Rebutan Pramusaji Warung Miras, Pemuda di Lamongan Hajar Teman Sendiri |
![]() |
---|
Cara Polres Lamongan Mencegah Warganya Mengikuti Pengesahan Warga Baru PSHT di Gresik dan Mojokerto |
![]() |
---|
Bus Pariwisata Tabrak Pasutri Pengendara Motor di Jalur Pantura Lamongan, Suami Tewas Seketika |
![]() |
---|
Volume Sampah di Lamongan Selama Idul Fitri 1446 H Naik 2 Kali Lipat Dibanding Hari Biasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.