Berita Terbaru Kota Blitar
Disparbud Pasang Relief Perjuangan Tentara PETA di Museum PETA Blitar, Begini Makna Kisahnya
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar memasang relief sejarah perjuangan tentara PETA di Museum PETA
Penulis: Samsul Hadi | Editor: faridmukarrom
TRIBUNMATARAMAN.COM | BLITAR - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Blitar memasang relief sejarah perjuangan tentara PETA di Museum PETA, Minggu (10/11/2024).
Relief yang dibuat oleh seniman dari Blitar, Bondan Widodo, itu dipasang di bawah patung Monumen PETA di halaman plaza Museum PETA.
Tahap awal ini, relief sejarah perjuangan tentara PETA dipasang sepanjang 21 meter membentuk leter U di bawah patung Monumen PETA.
Pembuat relief, Bondan Widodo mengatakan relief ini menceritakan sejarah perjuangan tentara PETA dimulai dari Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 1942.
"Ini proyek dua tahap, tahap pertama masih later U dari samping ke belakang. Nanti mendekati peresmian Museum PETA, baru dikerjakan bagian depan," kata Bondan usai pemasangan simbolis relief oleh Wali Kota Blitar, Santoso di Museum PETA, Minggu (10/11/2024).
Baca juga: Trenggalek dan Wajah Pengurangan Ketimpangan Ekonomi Melalui Inisiatif Daerah
"Relief tahap pertama ini kami awali dari Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati sampai penangkapan Sudanco Muradi, teman pemimpin PETA, Sudanco Supriyadi," lanjutnya.
Bondan mengatakan, dalam relief sejarah perjuangan Tentara PETA juga terdapat sosok Proklamator RI sekaligus Presiden pertama RI Ir Sukarno atau Bung Karno.
Setelah Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang, dalam urutan cerita di relief menggambarkan kampanye 3A oleh Jepang, yaitu, Jepang Cahaya Asia, Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Pelindung Asia.
Kemudian, pemimpin Jepang, yaitu, Gubernur Jenderal Hitoshi Imamura bertemu dengan Bung Karno.
Bondan menjelaskan, relief pertemuan pemimpin Jepang, Hitoshi Imamura dengan Bung Karno di depan Istana Merdeka (sekarang), untuk meminta izin masuk ke Jawa.
"Untuk memasuki rimba, harus ketemu raja rimba, raja rimbanya siapa, yaitu, Bung Karno, orang nomor satu. Bung Karno mau membantu, tapi mengajukan syarat, yaitu ingin dibuatkan tentara. Lalu dibentuk tentara PETA," jelasnya.
Menurut Bondan, pembentukan tentara PETA tidak bisa dipisahkan dengan sosok Bung Karno. Maka itu, di awal-awal cerita relief perjuangan tentara PETA ada sosok Bung Karno.
Karena, Bung Karno menghendaki ketika Indonesia merdeka sudah mempunyai armada kuat, baik di laut, udara, dan darat.
"Dalam relief ini juga ada cerita menggambarkan Bung Karno mengikuti latihan militer di Bandung. Jadi jangan salah, Bung Karno tidak murni sipil, tapi juga mengikuti pelatihan militer," ujarnya.
Dikatakan Bondan, karena space terbatas, relief langsung menceritakan kegiatan romusa (orang dipaksa bekerja berat di zaman pendudukan Jepang) di Pantai Serang, Kabupaten Blitar.
Kegiatan romusa di Pantai Serang, itu kemudian yang memicu Supriyadi bersama tentara PETA ingin memberontak terhadap Jepang.
Dalam relief juga terdapat cerita pertemuan rahasia antara Bung Karno dan Supriyadi di belakang Gereja Santo Yusup Kota Blitar.
Di pertemuan itu, Supriyadi meminta restu kepada Bung Karno untuk memberontak terhadap Jepang.
"Ada pertemuan rahasia antara bung Karno dan Supriyadi di belakang Gereja Santo Yusup. Dulu di sana (belakang Gereja Santo Yusup) terdapat telaga. Supriyadi mohon restu ke Bung Karno untuk berontak terhadap Jepang, tapi dilarang karena belum waktunya," katanya.
"Karena sudah kepalang basah, akhirnya Supriyadi tetap memberontak terhadap Jepang. Kepada Bung Karno, Supriyadi bilang kalau pemberontakan gagal tidak akan menyebut nama Bung Karno," lanjutnya.
Menurut Bondan, cerita di relief soal Bung Karno itu bukan mengada-ada, tapi terdapat dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adam.
"Jadi dalam pemberontakan PETA, langsung tidak langsung Bung Karno terlibat. Maka itu, di relief ini potret bung Karno ada. Harapan saya, ini menjadi ikon kuat di Kota Blitar, ada dalem Gebang (rumah masa kecil Bung Karno, Makam Bung Karno, dan di sini (Museum PETA) sebagai bentuk aksi nasionalisme dan patriotismenya," katanya.
Dikatakannya, relief sejarah perjuangan Tentara PETA sebenarnya sudah dirancang sejak lama, namun baru terealisasi pada tahun ini.
Untuk itu, ketika pembangunan monumen patung tentara PETA pada 2007, di bawah patung sudah diberi space untuk menempelkan relief sejarah perjuangan tentara PETA.
Sedang proses pembuatan relief sendiri, kata Bondan, membutuhkan waktu sekitar satu tahun.
"Relief ini untuk melengkapi patung tentara PETA. Patung ini tanpa relief kayak orang bisu, ketika ditanya bingung. Dengan adanya relief, tinggal membuatkan buku panduan saja, ada ceritanya. Terpenting lagi, dengan relief ini, kami sudah memantapkan tiga ikon Kota Blitar, yaitu, Istana Gebang, Makam Bung Karno, dan Museum PETA," ujarnya.
Wali Kota Blitar, Santoso mengatakan pemasangan relief di Museum PETA ini masih tahap awal dan akan ada tahap berikutnya.
"Rencananya, kami juga membuat patung diorama di seluruh ruangan kosong di Museum PETA. Karena ini bangunan cagar budaya, harus diisi sejarah pahlawan PETA, sejarah pimpinan PETA Supriyadi mulai masa kecil, remaja, masa perjuangan sampai beliau tiada," katanya.
Ia berharap, relief dan diorama sejarah PETA ini juga menjadi sarana edukasi kepada generasi muda.
"Karena kalau tidak di bangun museum, anak-anak tidak tahu bahwa di Blitar punya pahlawan seberani Supriyadi. Berani mengusir penjajah Jepang," ujarnya.
Kepala Disbudpar Kota Blitar, Edy Wasono mengatakan pemasangan relief sejarah tentara PETA dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
Hal itu, untuk menegaskan jiwa nasionalisme tinggi sekaligus sebagai sarana edukasi kepada generasi muda.
"Kami akan memberikan catatan sejarah di relief untuk sarana edukasi," katanya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(tribunmataraman.com)
Dispora Kota Blitar Alokasikan Rp 550 Juta untuk Pembangunan Tahap 2 GOR Bela Diri |
![]() |
---|
Pantau Stok Beras SPHP di Pasar Pon Kota Blitar, Gubernur Khofifah : Distribusi Sempat Tersendat |
![]() |
---|
Lebihi Izin Tinggal, Kantor Imigrasi Blitar Deportasi WNA Malaysia |
![]() |
---|
Harga Beras Selipan di Kota Blitar Naik Rp 1.500 per Kilogram |
![]() |
---|
Bekuk Pengedar Narkoba di Blitar, Polisi Sita 27,04 Gram Sabu dan Ribuan Butir Pil Dobel L |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.