Berita Terbaru Kota Blitar

Tiap Tahun Lahan Persawahan di Kota Blitar Menyusut 10 Hektare, Sekarang Sisa 980 Hektare

Luas lahan persawahan di Kota Blitar terus mengalami penyusutan rata-rata 10 hektare per tahun.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
tribunmataraman/david yohanes
Petani tengah menyiapkan benih padi sebelum ditanam. 

TRIBUNMATARAMAN.COM I BLITAR - Luas lahan persawahan di Kota Blitar terus mengalami penyusutan rata-rata 10 hektare per tahun.

Menyusutnya lahan persawahan secara otomatis berdampak pada menurunnya produksi hasil pertanian di Kota Blitar.

Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar menyebutkan, pada 2024 ini, luas baku sawah di Kota Blitar tinggal 980 hektare.

Sedang pada 2023 lalu, luas baku sawah di Kota Blitar masih 988 hektare.

"Di Kota Blitar, luas lahan persawahan dari tahun ke tahun mengalami penurunan sekitar 10 hektare. Sebagian (lahan persawahan) sudah beralih fungsi ada yang jadi bangunan sekolah, kantor dan perumahan," kata Kepala DKPP Kota Blitar, Dewi Masitoh, Sabtu (25/10/2024).

Penyusutan luas lahan persawahan berdampak pada hasil produksi pertanian. Hasil produksi pertanian di Kota Blitar ikut mengalami penurunan.

Misalnya, produksi padi di Kota Blitar mengalami penurunan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini.

Pada 2021, hasil produksi padi di Kota Blitar mencapai 10.053 ton setahun. Pada 2022, hasil produksi padi naik sedikit menjadi 10.191 ton setahun. Sedang pada 2023, produksi padi di Kota Blitar turun menjadi 8.169 ton setahun.

Begitu pula hasil produksi jagung juga naik turun dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2021, produksi jagung di Kota Blitar mencapai 12.652 ton setahun. Lalu, pada 2022, hasil produksi jagung turun menjadi 7.325 ton setahun. Pada 2023, produksi jagung naik menjadi 9.694 ton setahun.

"Karena lahannya menyusut otomatis produksinya juga ikut turun. Belum lagi, ketika terjadi cuaca ekstrem, sebagian petani tidak menanam padi karena sulit air," ujarnya.

Maka itu, kata Dewi, saat ini, DKPP sedang mengembangkan pertanian berbasis ruang bukan lahan lagi.

DKPP mendorong masyarakat memanfaatkan ruang kosong di pekarangan rumah untuk menanam hortikultura sejenis sayur-sayuran mulai sawi, kangkung, tomat, terong dan cabai.

"Dengan memanfaatkan ruang kosong di sekitar rumah untuk menanam diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran masyarakat. Masyarakat bisa memetik sayur pekarangan sendiri," katanya.

Selain itu, DKPP juga mendorong petani padi tidak lagi menjadi petani gabah, tetapi menjadi petani beras.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved