Pemalsuan Batik Khas Tulungagung
Batik Khas Tulungagung Banyak Dipalsukan, Begini Respon Pj Bupati Heru Suseno
Batik khas Tulungagung banyak dipalsukan hingga penciptanya dirugikan. Begini tanggapan Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
"Kalau inovasi tidak dihargai, inovasi malah ditiru orang jadi kapok berinovasi," tegasnya.
Fasilitasi Pemkab sebenarnya tahap awal untuk membantu para perajin batik.
Sebab di awal pembuatan Batik Lurik Bhumi Ngrowo muncul kekhawatiran produk ini tidak diterima publik.
Karena itu ditunjuk Dekranasda untuk membantu penjualan produk dari para pembatik.
Heru memastikan tidak ada monopoli dalam proses produksi batik ini.
Jika saat ini peminat batik Lurik Bhumi Ngrowo sangat tinggi, maka pola produksi dan penjualannya bisa diubah.
"Tujuan awalnya memang membantu supaya penetrasi pasarnya bagus. Jika animo besar, tidak menutup kemungkinan akan diubah," pungkas Pj Bupati.
Sebelumnya pencipta Batik Lurik Bhumi Ngrowo melayangkan somasi ke 3 toko kain di Tulungagung.
Tiga toko itu diduga menjual kain batik palsu dengan kualitas lebih rendah harga yang lebih murah.
Akibatnya para perajin batik yang begabung dalam Asosiasi Batik dan Wastra Tulungagung merugi.
Stok baju batik ini di Dekranasda masih melimpah, sementara banyak batik palsu yang beredar.
Selain itu para perajin batik ini terlanjur belanja kain mori dan malam dalam jumlah banyak, namun produksi terpaksa berhenti karena stok tidak terserap pasar.
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.