Berita Terbaru Kota Kediri

Warga Binaan Lapas Kediri Mampu Raup Rupiah di Balik Jeruji Melalui Berkebun dan Beternak 

Para warga binaan pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Kediri saat menjalani program kemandirian di SAE Lakuli Klotok, Kota Kediri, Senin (14/10/2024)

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: eben haezer
Lutfi Husnika/ Tribunmataraman.com
Para warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas IIA Kediri saat menjalani program kemandirian di SAE Lakuli Klotok, Kota Kediri, Senin (14/10/2024). 

TRIBUNMATARAMAN.COM, KEDIRI - Kegiatan kemandirian di Lapas Kelas IIA Kediri terus menunjukkan hasil yang positif.

Sebelas warga binaan yang memenuhi persyaratan dipilih untuk mengikuti program pelatihan kemandirian di SAE Lakuli Klotok

Mereka dilatih dengan berbagai keterampilan, seperti membuat tempe, berkebun, mengelola peternakan kambing, kolam ikan, pemotongan ayam ternak, hingga pertukangan kayu dan las.

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan sekaligus menanamkan semangat produktivitas pada narapidana.

Sebelas warga binaan terpilih ini telah menjalani berbagai proses administrasi penting sebelum diberangkatkan ke lokasi pelatihan.

"Setiap warga binaan yang terlibat sudah melalui seleksi ketat, baik dari segi administrasi maupun substansi. Mereka sudah siap secara mental dan fisik untuk bekerja dan belajar," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kediri Urip Dharma Yoga saat ditemui, Senin (14/10/2024).

Urip mengatakan, hasil dari produk yang mereka buat, seperti tempe dan hasil ternak, nantinya akan dijual dan rupiah yang dihasilkan masuk ke dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Meskipun begitu, para warga binaan ini tetap mendapatkan hak mereka, yakni 10 persen dari keuntungan hasil usaha tersebut. Hal ini merupakan bentuk penghargaan atas kerja keras mereka selama masa tahanan.

Tak hanya itu, warga binaan juga memiliki pilihan untuk menyimpan hasil kerja mereka dalam bentuk premi. Premi ini dapat mereka ambil setelah bebas atau sewaktu-waktu ketika keluarga berkunjung.

"Ada warga binaan yang memilih untuk menabung hasil preminya dan mengambilnya setelah bebas. Ada pula yang langsung membelanjakannya ketika keluarga datang," terang Urip.

Menurut Urip, kegiatan ini juga memberikan dampak psikologis yang positif bagi para narapidana. Mereka merasa lebih dihargai dan mendapatkan motivasi lebih untuk kembali.

"Saat mereka (narapidana) mampu membelikan sesuatu untuk anaknya meskipun hanya sebuah alat tulis atau tas, bagi mereka rasanya sangat membanggakan. Mereka merasa kembali berperan sebagai ayah," imbuhnya.

Program pelatihan kemandirian ini tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga melibatkan aspek mental dan emosional warga binaan.

Dengan terlibat aktif dalam kegiatan ini, para narapidana diajarkan tanggung jawab dan rasa kepedulian terhadap keluarga mereka, meskipun mereka sedang menjalani masa tahanan.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan warga binaan akan lebih siap saat kembali ke masyarakat. Mereka telah dibekali keterampilan yang bermanfaat dan diharapkan dapat terus berkarya, bahkan setelah masa tahanan berakhir.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved