Jadi Terdakwa Kasus Fidusia, PNS Dinas Pendidikan Tulungagung Ditahan di Lapas Tulungagung

TRIBUNMATARAMAN.COM - SA, seorang PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung terjerat kasus penggelapan mobil milik perusahaan pembiayaan.  

Sebelumnya SA menjadi tahanan kota selama proses penyidikan, sebelum ada penetapan penahanan di rumah tahanan dari hakim Pengadilan Negeri Tulungagung.

Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri (Kejari) Tulungagung, Amri Rahmanto Sayekti, mengatakan kasus ini limpahan dari Polres Tulungagung.

"Sebelumnya memang tidak dilakukan penahanan selama proses di kepolisian," jelas Amri.

Tahap dua atau pelimpahan berang bukti dan tersangka dilakukan pada Selasa (4/6/2024).

Warga Desa Bendosari, Kecamatan Ngantru ini ditetapkan sebagai tahanan kota terhitung mulai 4 Juni hingga 23 Juni 2024.

Perkaranya kemudian dilimpahkan ke PN Tulungagung para Kamis (6/6/2024).

Setelah itu keluar penetapan dari PN Tulungagung, yang memerintahkan SA ditahan di Lapas Kelas IIB Tulungagung.

Secara resmi SA masuk ke Lapas Tulungagung pada 10 Juni hingga 9 juli 2024.

"Setelah ada penetapan dari hakim pengadilan, terdakwa segera dilakukan penahanan," sambung Amri.

SA dijerat dengan pasal 36 Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, serta pasal 372 KUHPidana tentang penggelapan.

PN Tulungagung juga sudah menetapkan jadwal sudang pertama dengan agenda pembacaan dakwaan pada Rabu (19/6/2024).

Kasus bermula pada Desember 2022, SA bermaksud membeli mobil lewat Auto 2000.

Ia mengajukan kredit sebuah Toyota Avanza Veloz tahun 2022 warga putih metalik seharga Rp 321 juta.

Sementara perusahaan pembiayaan (leasing) yang dipilih adalah PT Orico Balimor Finance cabang Malang.