Pengakuan Remaja Pelaku Pemerkosaan Siswi SMP di Probolinggo: Awalnya Cuma Niat Memancing

TRIBUNMATARAMAN.COM - Salah satu pelaku pemerkosaan seorang pelajar SMP di wisata Sumber Mata Air Mutiara di Probolinggo, mengakui bahwa awalnya tidak berniat memperkosa korban yang masih berumur 14 tahun.

Sahrul Nuril Anwar (20), pelaku pemerkosaan dan pengancaman menggunakan senjata tajam jenis celurit mengatakan, mulanya dia dan dua temannya itu berniat mancing di sekitar wisata Sumber Mata Air Mutiara.

Setiba di lokasi, kemudian berpapasan dengan MH (14) dan pacarnya lalu dibuntuti dan dihampiri dengan maksud menanyakan apa yang akan dilakukan di wisata Sumber Mata Air Mutiara tersebut.

"Pas tak samperin saya tanyakan apa yang mau dilakuin di sini (Wisata Sumber Mata Air Mutiara). Tapi yang laki-laki (Pacar korban) malah nyolot," kata Sahrul yang mengenakan baju tahanan Polres Probolinggo nomor 09, Sabtu (8/6/2024).

Karena nyolot itu, lanjut Sahrul, dirinya kemudian mengeluarkan senjata tajam jenis celurit yang dibawanya, sehingga membuat pacar korban lari karena ketakutan. Dari situlah, pemerkosa secara bergilir dilakukan.

"Yang pertama saya (Memperkosa korban), lalu temen saya (Pelaku yang masih berumur 14 tahun) dan yang terkahir itu Fendi. Korban sempat lari, tapi jatuh, makanya sampek luka-luka," aku Sahrul saat ditemui di ruangan PPA Satreskrim Polres Probolinggo Kota.

Diketahui, unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Probolinggo Kota mengamankan 3 pelaku pemerkosaan seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Probolinggo.

Ketiganya yakni Sahrul Nuril Anwar (20), Fendi Kurniawan (20), dan WMM (14). Mereka sama-sama berasal dari Kelurahan Sumberwetan, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo yang diamankan pada Jum'at (7/6/2024) malam.

Pemerkosaan itu terjadi pada Kamis (30/5/2024) sekitar pukul 19.30 WIB. Saat itu korban MH (14) pelajar SMP asal Kota Probolinggo dan pacarnya di wisata Sumber Mata Air Mutiara, di Kelurahan Sumberwetan, Kecamatan Kedopok.

(ihsan faradisi/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer