Berita Terbaru Kota Blitar

Setelah HM Sampoerna, Akan Ada Satu Lagi Pabrik Rokok Beroperasi di Kota Blitar Tahun ini

Setelah HM Sampoerna, tahun ini akan ada satu lagi pabrik rokok baru yang akan beroperasi di Kota Blitar.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/samsul hadi
Kepala DPMPTSP Kota Blitar, Heru Eko Pramono. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Sejumlah perusahaan rokok terus berdatangan untuk berinvestasi di Kota Blitar. Satu perusahaan rokok lagi rencananya beroperasi di Kota Blitar pada 2024 ini.

Sebelumnya, dua perusahaan besar rokok, yaitu, PT HM Sampoerna dan PT Gudang Garam sudah beroperasi di Kota Blitar pada tahun ini.

Nilai investasi pabrik rokok Sampoerna di Kota Blitar mencapai Rp 400 miliar, sedang nilai investasi pabrik rokok Gudang Garam sekitar Rp 30 miliar.

"Sebenarnya, ada dua pabrik rokok lagi yang akan masuk di Kota Blitar. Tapi, yang sudah positif baru satu (pabrik rokok)," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Blitar, Heru Eko Pramono, Rabu (5/6/2024).

Heru mengatakan satu perusahaan rokok yang positif akan beroperasi di Kota Blitar merupakan perusahaan rokok lokal dari Malang.

Sekarang, perusahaan rokok itu sedang mengurus perizinan untuk beroperasi di Kota Blitar.

"Yang konfirmasi langi ke kami direktur utamanya. Sedang kami fasilitasi perizinan. Mereka ingin mengembangkan usahanya di Kota Blitar. Mereka melihat Kota Blitar punya potensi untuk pengembangan perusahaannya," ujarnya.

Selain itu, kata Heru, juga ada satu perusahaan rokok yang sedang antre untuk bisa beroperasi di Kota Blitar. Saat ini, perusahaan itu sedang membentuk PT yang dialamatkan di Kota Blitar.

"Mereka kami dorong segera mengurus perizinan. Semoga di akhir 2024, dua pabrik rokok itu bisa launching dan produksi di Kota Blitar," katanya.

Dikatakan Heru, nilai investasi satu pabrik rokok lokal yang akan beroperasi di Kota Blitar memang tidak sebesar PT Sampoerna dan Gudang Garam, hanya sekitar Rp 1 miliar.

Namun, keberadaan pabrik rokok baru itu tetap penting karena dapat menyerap tenaga kerja di Kota Blitar.

"Bagi kami, tidak menghitung besar kecilnya (nilai investasi), yang penting perusahaan itu bisa menyerap tenaga kerja," katanya.

Menurutnya, satu perusahaan rokok yang akan beroperasi itu dapat menyerap sekitar 500 sampai 700 pekerja.

"Rencananya, lokasi pabriknya juga berada du Kecamatan Sukorejo. Sama seperti lokasi Sampoerna dan Gudang Garam juga berada di Kecamatan Sukorejo. Memang kami fokuskan di sana (Sukorejo), karena kaitannya dengan lalu lintas barang. Karena Sukorejo dekat dengan lalu lintas ke Kediri dan terminal barang," ujarnya.

Kepala Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Kota Blitar, Juyanto mengatakan banyaknya investor yang ingin menanamkan modal di Kota Blitar menjadi angin segar bagi para tenaga kerja.

Dikatakannya, dengan munculnya sejumlah perusahaan rokok diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran di Kota Blitar.

Ia menyebutkan, angka pengangguran terbuka di Kota Blitar pada 2023 mencapai 5,39 persen atau sekitar 4.192 orang.

Pada pertengahan 2024 ini, angka pengangguran di Kota Blitar turun menjadi 5,24 atau sekitar 3.900 orang.

"Angka pengangguran turun salah satunya dampak dari adanya perusahaan rokok baru di Kota Blitar. Sebagian tenaga kerja yang masih menganggur bisa terserap di perusahaan rokok baru," katanya.

Menurutnya, dua perusahaan rokok baru, yaitu PT Sampoerna dan PT Gudang Garam membutuhkan banyak tenaga kerja.

PT Sampoerna membutuhkan lebih 3.000 tenaga kerja, sedang PT Gudang Garam membutuhkan lebih 1.000 tenaga kerja.

"Kemarin, kami cek ke pabrik, di Gudang Garam sudah ada 1.300-an tenaga kerja. Sedang di PT Sampoerna memang awal ditargetkan butuh 3.000 tenaga kerja, tapi sekarang masih ada separuhnya. Mudah-mudahan target 3.000 tenaga kerja bisa segera terpenuhi," ujarnya.

(samsul hadi/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved