Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Stigma Kian Berkurang, Banyak ODHA di Tulungagung Berani Terbuka Dengan Statusnya

Saat ini semakin banyak ODHA di Tulungagung Jatim yang berani membuka statusnya kepada masyarakat.

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Aksi Simpatik ODHA di Tulungagung, Jatim, Jumat (1/12/2023) 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Puluhan orang aktivis pegiat HIV/AIDS melakukan aksi simpatik dalam rangka Hari Aids Sedunia 2023 di simpang empat TT Tulungagung, Jumat (1/12/2023).

Sebelumnya mereka berjalan dari sisi timur alun-alun Tulungagung, berputar di depan Masjid Al Munawar, menuju Taman 0 Km dan di simpang empat TT.

Mereka membagikan bunga dan leaflet sosialisasi mengenai HIV/AIDS kepada para pengendara yang melintas.

Peringatan Hari AIDS Sedunia kali ini mengusung tema Bergerak Bersama Komunitas Akhiri AIDS 2030.

Tema ini menekankan kesetaraan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), sehingga tidak boleh ada lagi stigma dan diskriminasi.

“ODHA tetap bisa hidup produktif untuk dirinya, keluarga dan masyarakat. Jadi jauhi virusnya, bukan ODHA-nya,” ujar  Sekretaris 1 Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Tulungagung, Ifada Nurrohmania.

Lanjut Ifada, saat ini semakin banyak ODHA yang berani membuka statusnya kepada masyarakat.

Sekurangnya sudah ada 500 ODHA yang berbuka dengan pertimbangan untuk kebaikan bersama.

Dengan bersikap terbuka maka kecemasan dan ketakutan mereka akan hilang, para ODHA semakin nyaman dan lebih bisa fokus menjaga kesehatannya.

Sikap terbuka ini juga membantu untuk mengatasi stigma yang selama ini diterima para ODHA.

Dengan ARV mereka bisa hidup sehat, bahkan sampai virus tidak terdeteksi lagi

Di antara para ODHA ada yang mengonsumsi ARV selama 10 tahun, 15 tahun, hingga 17 tahun dengan kondisi sehat.

“Ada seorang ibu rumah tangga yang mau terbuka dengan sekitarnya. Dia ingin menunjukkan pengidap HIV bukan monster,” ungkap Ifada.

Lebih jauh Ifada mengungkapkan, HIV sebenarnya tidak ada bedanya dengan penyakit hipertensi maupun diabetes.

Penyakit ini sama-sama mewajibkan penderitanya minum obat seumur hidup.

Hanya saja pengidap HIV lebih kurang beruntung karena menerima stigma negatif.

“Pengidap HIV bisa hidup sehat seumur hidup asal rutin minum ARV, bahkan tidak berpotensi menularkan virus lagi,” ungkap Ifada.

Saat ini jumlah kasus HIV di Tulungagung sejak 2006 sebanyak 2.623 orang.

Dari data itu, setengahnya masih bertahan sampai saat ini, dan sekitar 1000 orang ada di Tulungagung.

Banyak di antara mereka berasal dari daerah lain, atau pindah ke kota lain.

KPA aktif untuk menjaring kasus baru untuk menemukan kasus baru dan diobati.

Dalam rentang Januari-Oktober 2023, ada temuan 327 kasus baru.

Penjaringan kasus baru sebanyak-banyaknya ini untuk mengejar three zero 2030.

“Kalau penambahan angka kasus kita tinggi, karena kita memang aktif mencari. Setiap Faskes juga sudah terlatih jika menemukan kondisi-kondisi yang perlu dites HIV/AIDS,” jelas Ifada.

Three zero yang dimaksud adalah, zero infeksi baru, zero kematian AIDS, dan zero stigma.

Target itu hanya bisa dicapai jika seluruh seluruh ODHA ditemukan dan mengakses ARV secara rutin.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved