Mahasiswi Unej Meninggal di Argopuro
Mahasiswi Unej Jember Meninggal Saat Diklatsar Pecinta Alam di Argopuro, Berikut Penjelasan Panitia
Berikut penjelasan panitia diklatsar Pecinta Alam Fakultas Teknik Unej soal kematian mahasiswi unej di Argopuro
TRIBUNMATARAMAN.COM - Mahasiswi Universitas Jember (Unej) bernama Nadhifa Naya Damayanti (18) meninggal saat diklatsar Pecinta Alam di Lereng Gunung Argopuro wilayah Kecamatan Arjasa, Jember.
Diklatsar itu digelar UKM Pecinta Alam Fakultas Teknik Unej, Mahadipa.
Ketua Umum Mahadipa, Alung Kiromul Risqi mengatakan, jumat siang (10/11/2023) korban mengalami kelelahan karena naik Gunung. Saat itu, panita langsung memberikan pertolongan pertama.
Baca juga: Mahasiswi Unej Jember Meninggal di Gunubg Argopuro, Kegiatan UKM Pecinta Alam Dihentikan Sementara
"Untuk pertolongan pertama yang kami berikan, berupa pembuatan bivak atau tempat berlindung. Kemudian kami buatkan api sebagai penghangat. Dan kami berikan sereal energen dan air gula. Tapi kemudian malam harinya (korban) drop kembali," ujarnya, Selasa (14/11/2023).
Alung mengakui tidak segera menghubungi Basarnas ketika korban kritis pertama. Sebab pertimbangan panita saat itu, sudah menjelang petang. Sementara medan Lereng Gunung Argopuro sangat ekstrem.
"Kami bukan menolak, kami lebih mengantisipasi. Karena kami menghubungi pihak Basarnas itu sore menjelang magrib, dan baru ada respon magrib ke malam. kemudian posisi dari dropnya peserta bener-benar di atas perbukitan," ungkapnya.
Menurutnya, kalau saat itu memaksakan dilakukan evakuasi, panita khawatir hal itu dapat membuat kondisi mahasiswi ini makin parah.
"Kami (khawatir) nanti adanya kecelakaan yang lebih. Karena medan yang curam dan hanya bisa dilalui satu orang. Jadi ketika kita melakukan evakuasi menggunakan tandu itu tidak bisa berjalan normal," imbuh Alung.
Namun ketika korban mengalami masa kritis yang kedua, Sabtu (11/11/2023) sekira pukul 01.30 waktu setempat. Alung mengaku harus menghubungi Basarnas lagi untuk evakuasi.
"Ketika peserta mulai drop kembali. Kemudian juga langsung jalankan evakuasi, dropnya itu sudah bener-benar nafasnya mulai menipis. dan denyut nadinya mulai melemah. Jadi kami langsung minta untuk evakuasi dari panitia dan minta bantuan dari SAR OPA," paparnya.
Dia mengatakan sebelum kegiatan sebenarnya panitia telah memberi beberapa persyaratan terkait yang harus dipenuhi oleh peserta. Khususnya riwayat penyakit.
"Entah itu penyakit yang diderita atau bawaan yang sedang dialami. Ataupun penyakit yang berpotensi kambuh kembali," ujarnya,
Menurutnya, korban tidak mencantumkan riwayat yang diderita penyakit dalam form pendaftaran. Bahkan dia juga mencantumkan surat keterangan sehat.
"Kemudian H-1, kami juga memberikan arahan dari peserta harus memberikan surat keterangan sehat. Entah itu berupa surat keterangan dari puskesmas atau apapun itu yang menjelaskan bahwa kondisi badan dari peserta normal atau sehat," kata Alung.
Selama Diklatsar berlangsung , kata Alung, memang tidak ada petugas medis yang mendampingi. Tetapi panita, sudah menyiapkan obat-obatan jika dibutuhkan.
"Kalau dari yang saya tahu, dan saya terjun ke lapangan, selama melakukan kegiatan kita menyiapkan obat-obat yang diperlukan. makanya kenapa kita meminta daftar riwayat penyakit peserta. Sehingga nantinya kita bisa melakukan antisipasi," bebernya.
(imam nawawi/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Mahasiswi Unej Jember Meninggal di Gunung Argopuro, Kegiatan UKM Pecinta Alam Dihentikan Sementara |
![]() |
---|
Keluarga Mahasiswi Unej yang Meninggal di Lereng Gunung Argopuro Menolak Otopsi, Penyelidikan Distop |
![]() |
---|
Kronologi Mahasiswi Unej Jember Meninggal Saat Diklat Pecinta Alam di Lereng Gunung Argopuro |
![]() |
---|
Mahasiswi Unej Meninggal di Gunung Argopuro Saat Diklat Pecinta Alam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.