Mahasiswi Unej Meninggal di Argopuro
Keluarga Mahasiswi Unej yang Meninggal di Lereng Gunung Argopuro Menolak Otopsi, Penyelidikan Distop
Polisi menghentikan penyelidikan kematian mahasiswi Unej Jember saat diklatsar pecinta alam di lereng Gunung Argopuro
TRIBUNMATARAMAN.COM - Keluarga Nadhifa Maya Damayanti, mahasiswi Unej Jember yang meninggal saat diklatsar pecinta alam di Lereng Gunung Argopuro, kecamatan Arjasa, kabupaten Jember, menolak otopsi jenazah.
Karena itu, polisi pun menghentikan penyelidikan peristiwa tersebut.
"Kalau dari hasil lidik tidak ada tanda-tanda kegiatan kekerasan, juga legal. Karena ada surat permohonan tempat dan izin juga dari kampus (Unej). Ditambah juga keluarga menolak dilakukan Autopsi. Jadi kami hentikan proses (lidik dan pendalaman) ini," ujarnya, Senin (13/11/2023).
Baca juga: Mahasiswi Unej Meninggal di Gunung Argopuro Saat Diklat Pecinta Alam
Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan medis Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember, tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Tidak ada apa-apa (luka-luka ataupun bekas penganiayaan) pada tubuh korban. Hanya meninggalnya di tempat tidak wajar," kata Agus.
Agus mengungkapkan Ayah Korban tiba di Jember pada Minggu (12/11/2023). Saat itu yang bersangkutan langsung menuju kamar jenazah di RSD dr Soebandi untuk melihat putrinya.
"Jenazah korban sudah ada di dalam peti, lalu orang tua korban membuka untuk melihat jenazah korban sebelum dibawa pulang ke Kalimantan,” tambahnya.
Dia mengatakan orang tua korban menilai kematian putrinya adalah takdir. Menurut pihak keluarga, kata Agus mahasiswi ini memang ketahanan tubuhnya sangat rendah dan tidak bisa berada dalam keadaan kelelahan.
"Jika itu terjadi maka korban pasti akan sakit. Dulu korban lahirnya prematur, tidak dijelaskan penyakit apa. Pokoknya kalau payah pasti drop," imbuhnya.
Agus mengungkapkan korban juga sempat pamit ke ibu kos saat mau Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Mahasiswa Pecinta Alam di Gunung Argopuro, tetapi tidak menyampaikan detail kegiatan apa yang diikuti.
"Korban ikut kegiatan atas keinginan sendiri dan punya antusias tinggi. Tapi (anaknya) tidak terbuka dengan pihak lain terkait kondisi fisiknya," paparnya.
Oleh karena itu, Agus mengimbau agar siapapun panita organisasi kemahasiswaan untuk mengecek kondisi kesehatan pesertanya, jika mengadakan berkegiatan di luar kampus, apalagi sampai naik gunung.
"Untuk adik-adik dan panitia untuk lebih ketat screening (pengecekan fisik kesehatan). Terutama bagi peserta, apakah ada penyakit bawaan atau tidak. Screening kesehatan lebih utama, jangan hanya pengakuan saja. Nanti ditakutkan terulang lagi," jlentrehnya.
(imam nawawi/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Mahasiswi Unej Jember Meninggal Saat Diklatsar Pecinta Alam di Argopuro, Berikut Penjelasan Panitia |
![]() |
---|
Mahasiswi Unej Jember Meninggal di Gunung Argopuro, Kegiatan UKM Pecinta Alam Dihentikan Sementara |
![]() |
---|
Kronologi Mahasiswi Unej Jember Meninggal Saat Diklat Pecinta Alam di Lereng Gunung Argopuro |
![]() |
---|
Mahasiswi Unej Meninggal di Gunung Argopuro Saat Diklat Pecinta Alam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.