Pembangunan Tol di Jawa Timur

Proyek Tol Kediri-Tulungagung Diprediksi Terhambat, Warga Panggungrejo Tolak Ganti Rugi Tanah

Puluhan warga di Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Tulungagung, menolak nilai ganti rugi Proyek Tol Kediri-Tulungagung.

Penulis: David Yohanes | Editor: faridmukarrom
Kemenpupr
Puluhan warga di Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Tulungagung, menolak nilai ganti rugi Proyek Tol Kediri-Tulungagung. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Puluhan warga di Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Tulungagung, mengekspresikan penolakan mereka terhadap nilai ganti rugi yang ditawarkan terkait proyek Tol Kediri-Tulungagung.

Mereka membentangkan spanduk penolakan ini di area persawahan yang menghadap jalan Soekarno-Hatta Tulungagung, Minggu (29/10/2023) siang.

Aksi warga ini sempat mengundang perhatian para pengendara yang kebetulan melintas di jalan utama Tulungagung-Trenggalek ini.

“Kami warga Kelurahan Panggungrejo-Tulungagung menolak penetapan uang ganti rugi Tol Kediri-Tulungagung yang sepihak menindas rakyat,” demikian tulisan yang mereka bentangkan.

Baca juga: Tolak Harga Ganti Rugi Proyek Jalan Tol Kediri - Tulungagung, Warga Panggungrejo Bentangkan Spanduk

Spanduk yang dipasang warga di kawasan persawahan Kelurahan Panggungrejo Tulungagung, yang kena Exit Tol Kediri-Tulungagung.
Spanduk yang dipasang warga di kawasan persawahan Kelurahan Panggungrejo Tulungagung, yang kena Exit Tol Kediri-Tulungagung. (David Yohanes/Tribun Mataraman)

 

Sebelumnya ada 180 bidang tanah di Kelurahan Panggungrejo yang terdampak Tol Kediri-Tulungagung.

Dari jumlah itu, 16 orang sudah terlanjur tanda tangan setuju dengan harga yang ditetapkan tim appraisal.

Salah satu warga yang ikut memasang spanduk ini, Devi Susilowati, mengaku harga ganti rugi yang ditetapkan sangat menindas pemilih lahan.

“Tidak ada negosiasi, tidak ada pemberitahuan harga, tidak ada kesepakatan, tiba-tiba langsung dikasih harga ganti rugi,” ujar Devi.

Pihak appraisal menetapkan harga Rp 2,3 juta per meter persegi untuk tanah yang menghadap Jalan Soekarno-Hatta, atau Rp 32,2 juta per ru.

Sedangkan semakin ke belakang semakin murah, ada yang dihargai Rp 420.000 per meter persegi.

Harga itu masih di bawah harga pasaran lahan mereka yang berupa kawasan persawahan produktif.

“Janjinya dulu waktu sosialisasi dilipatgandakan. Tapi nyatanya malah di bawah pasaran,” keluh Devi.

Menurutnya, saat ini harga pembukaan lahan sawah di Kelurahan Panggungrejo, di sekitar SPBU dan GOR Lembupeteng Rp 100 juta per ru.

Bahkan banyak pemilik tanah yang membuka harga di atas angka itu.

Protes warga lainnya adalah, tanah mereka hanya dipakai di bagian depan dan belakang.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved