Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung
Pemkab Tulungagung Punya 2 Manuskrip Kuno yang Belum Diterjemahkan, Ditulis Pakai Aksara Bali Kuno
Pemkab Tulungagung memiliki dua manuskrip kuno yang belum bisa diterjemahkan dan ditulis menggunakan aksara bali kuno
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Pemkab Tulungagung memiliki dua manuskrip kuno yang tersimpan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulungagung.
Dua manuskrip kuno terbuat dari lembaran kayu dan belum bisa diterjemahkan
Manuskrip juga belum diketahui dari tahun berapa dan berisi tentang apa.
Menurut Arsiparis Muda di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, Silan, dua manuskrip kuno itu ditemukan di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso Tulungagung di tahun 2019.
Saat itu Bupati meminta Kepala Badan Perpustakaan, Kearsipan, dan Dokumentasi, Marjadji, untuk membersihkan salah satu ruangan di pendopo.
“Ada satu ruangan di dekat ruang Sekpri. Waktu itu kami antisipasi, karena pasti ada dokumen penting,” ujar Silan.
Silan yang juga dilibatkan dalam proses pembersihan ruangan itu melihat ada tumpukan dokumen di pojokan ruangan.
Dari tumpukan dokumen itu ditemukan dua manuskrip kuno di atas lembaran kayu yang dibundel dengan tali.
Ketiga manuskrip ini kemudian dibawa ke Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan untuk disimpan.
“Informasi sementara dari pendopo, dulu souvenir itu dari luar Jawa. Tapi isinya tentang apa, kami tidak tahu,” sambung Silan.
Selain dua manuskrip kuno itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan juga menyimpan manuskrip dari keluarga Pringgokusuman.
Keluarga ini dulunya adalah pemilik dan pemelihara tombak pusaka kiai upas yang kini menjadi pusaka Kabupaten Tulungagung.
Manuskrip dari kertas bertuliskan huruf Jawa ini diserahkan di tahun 2007.
Dari proses penerjemahan, manuskrip ini diketahui bernama Pitutur Luhur Kitab Ma’rifatul Bathin.
“Manuskrip ini sudah kami terjemahkan di Perpustakaan Pusponegoro Mangkunegaran di tahun 2010,” ungkap Silan.
Penggiat Budaya Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Monis Pandu Hapsari, sampai saat ini belum ada upaya penerjemahan dua manuskrip kuno ini.
Monis mengaku baru tahu keberadaan manuskrip ini setelah menghubungi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.
Dirinya juga sudah menghubungi pegiat sejarah untuk mengidentifikasi manuskrip ini.
“Awalnya saya kira terbuat dari daun lontar. Tapi informasi dari pegiat budaya, bahanya dari kayu,” papar Monis.
Manuskrip ini diperkirakan ditulis dengan huruf Bali kuno, tetapi menggunakan bahasa Jawa.
Sedangkan tema tulisannya berupa kidung-kidung.
Karena belum ada upaya identifikasi menyeluruh, maka belum diketahui pasti ininya.
Sedangkan manuskrip kertas dipastikan ditulis di atas tahun 1711.
Hal ini berdasar identifikasi kertas yang dipakai media menulis manuskrip itu.
Kertas berwarna coklat muda ini terlihat tanda air (watermark) yang bisa dijadikan petunjuk awal.
“Dari pelacakan, kertas dengan watermark itu dibuat pabrikan Belanda. Dari pelacakan diketahui pabrik ini baru dibuat tahun 1711,” ungkap Monish.
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Berita terbaru kabupaten Tulungagung
Pemkab Tulungagung
manuskrip kuno Pemkab Tulungagung
aksara bali kuno
Ojol Tulungagung Belum Dapat Kepastian Bantuan Iuran PBJS Ketenagakerjaan Bersumber DBHCHT |
![]() |
---|
Ketahuan Angkut Kayu Jati Curian, Dua Warga Pucanglaban Tulungagung Ditangkap Polisi |
![]() |
---|
Makan Bergizi Gratis di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Sudah Seminggu Berhenti, Diduga Ada Masalah? |
![]() |
---|
Tidak Ada Aksi Ojol Tulungagung Saat Marak Demo Besar, Berikut Alasannya |
![]() |
---|
Kepala BPKAD Bantah Keras Jalan di Perbaiki Usai Dikritik oleh Mbak Suci Taiwan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.