Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Anak Penghayat Kepercayaan di Tulungagung Belum Punya Guru Agama, Masih Ikut Pelajaran Agama Lain

Anak-anak penghayat kepercayaan di Tulungagung sampai kini belum memiliki guru agama di sekolah mereka. Terpaksa ikut pelajaran agama lain

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
ist
Ilustrasi 

“Mayoritas masih menggunakan identitas agama lain. Belum banyak yang terbuka dengan kepercayaannya,” tegas Rindu.

Lanjutnya, banyak penghayat kepercayaan yang masih bersembunyi dengan identitas agama lain.

Salah satu kekhawatirannya adalah, mereka akan mengalami kesulitan jika identitas kependudukannya sebagai penghayat kepercayaan.

Karena itu DPK HPK akan melakukan sosialisasi terkait layanan kependudukan maupun layanan sosial lain.

“Ketakutan itu karena mereka tidak paham. Kami akan sosialisasikan, kalau ada apa-apa jalurnya kemana, siapa yang dihubungi dan lain-lain,” papar Rindu.

HPK sudah dibentuk sejak 1946, namun organisasi ini sudah lama vakum di Kabupaten Tulungagung.

Rindu secara khusus ditunjuk DPP HPK menjadi ketua dan melakukan reorganisasi.

Salah satu upayanya dengan memilih beberapa milenial di dalam kepengurusan.

“HPK ini identik dengan orang yang sudah sepuh. Sekarang kami pilih yang muda-muda,” tegasnya.

Rindu juga ingin menghapus stigma HPK asal “Iso Silo Ngebong Dupo” (bisa bersila dan membakar dupa).

HPK akan didorong untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial maupun ekonomi di Tulungagung.

(David Yohanes/Tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved