Keracunan Massal di Lamongan
Korban Keracunan Massal di Babat Lamongan Dirawat di ICU Karena Dehidrasi Berat
Sebagian korban yang mengalami keracunan massal di desa Truni, kecamatan Babat, kabupaten Lamongan, Jatim, dirawat di ruangan ICU Rumah sakit.
TRIBUNMATARAMAN.COM - Sebagian korban yang mengalami keracunan massal di desa Truni, kecamatan Babat, kabupaten Lamongan, Jatim, dirawat di ruangan ICU Rumah sakit.
Sementara seorang pasien diantaranya bernama Mila juga masih terpasang banyak selang infus, meski sudah masuk ruang rawat inap. Ia merasakan mual, pusing dan diare
Sedangkan puluhan korban lainnya yang dirawat di RS NU, dan di RS Muhammadiyah Babat masuk di ruang perawatan.
Baca juga: 34 Warga Kecamatan Babat Lamongan Jatim Keracunan Massal Setelah Hajatan
Apa penyebab ada yang harus masuk ICU?
Menurut dokter piket RS Muhammadiyah, dr Aisyah Cholifaur Rohmah, mereka yang dirawat di ICU diantaranya karena mengalami dehidrasi berat akibat diare.
Korban sudah dalam kondisi parah saat dibawa ke RS Muhammadiyah. Namun dari belasan korban yang dirawat di RS Muhammadiyah mayoritas cenderung membaik.
"Mereka datang dengan keluhan yang sama yaitu mual muntah dan diare," kata dr Aisyah, Minggu (30/7/2023).
Disebutkan, ada 3 korban yang mengalami dehidrasi berat dan infeksi. Rata-rata korban yang dibawa ke RS Muhammadiyah itu sudah parah, ada yang diare terus menerus saat di rumah sampai mengalami dehidrasi.
Terdata ada yang satu keluarga dirawat di RS karena keluhan yang sama setelah menikmati sajian makanan dari pesta pemberian nama bayi seorang warga.
Total seluruh korban sebanyak 34 orang dan rata-rata orang dewasa. Lima korban diantaranya bisa pulang setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit untuk menjalani rawat jalan.
Ahmad Yani, seorang korban yang dirawat di RS NU mengaku, ia sama sekali tidak menyalahkan pihak keluarga yang menggelar hajatan. Ia hanya berharap, para korban segera sembuh dan bisa beraktivitas kembali.
Sementara itu, Polres Lamongan masih menangani musibah yang diduga akibat keracunan makanan. Hasil lab itu nanti yang akan menjadi petunjuk penyebab insiden ini.
"Tunggu hasil uji lab sampel sisa makanan," kata Anton.
Kata dia, yang terpenting saat ini adalah bagaimana puluhan korban bisa segera pulih dan beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
(hanif manshuri/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.