Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung
Kapolres Tulungagung Akui Ada Korban TPPO di Tulungagung, Perekrut Masih Dalam Penyelidikan
Kapolres Tulungagung mengakui ada korban TPPO di TUlungagung yang dipekerjakan sebagai scammer di luar negeri. Perekrutnya masih diselidiki
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Nanang Wihandoko (43), warga Tulungagung mengaku menjadi korban perdagangan orang di Kamboja.
Warga Desa Pakisrejo, Kecamatan Rejotangan ini pun telah menceritakan pengalaman pahit tersebut.
Namun pihak yang merekrutnya memberangkatkan Nanang ke Kamboja belum ditangkap.
Baca juga: Kisah Nanang Wihandoko, Pekerja Migran Tulungagung Yang Terjebak Jaringan Scammer Kamboja
Seperti diberitakan, Nanang dipekerjakan sebagai scammer (penipu) online dengan sasaran warga negara Indonesia.
Sindikat ini menggunakan data pribadi warga Indonesia yang bocor dan dijualbelikan di pasar gelap.
Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto, mengakui ada satu aduan terkait dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
"Saya belum memastikan apakah sudah melapor resmi apa belum. Nanti saya tanyakan dulu ke Kasat Reskrim," ujar Kapolres saat ditemui.
Terkait aduan dari Nanang, Kapolres mengaku masih melakukan penyelidikan.
Diakui Kapolres, pemberangkatan korban TPPO dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Polres masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pihak yang memberangkatkan korban.
"Siapa pihak yang memberangkatkan, kami masih menyelidiki. Masih kami upayakan kerja sama dengan Polda dan Bareskrim," ujar Kapolres.
Sebelumnya, Nanang Wihandoko sempat membuat laporan secara online saat masih di Kamboja, dalam sindikat scammer.
Karena ketahuan melapor polisi, pihak bos memilih memulangkan baik-baik.
Namun seluruh operasional sindikat scammer ini dipindahkan ke Filipina.
Ada 8 orang yang diagungkan, selain Nanang ada sepasang suami istri asal Kecamatan Rejotangan.
Empat orang turun ke Malaysia dan diduga mendapat majikan baru, empat orang lainnya pulang ke Indonesia.
Selama bekerja di sindikat scammer, Nanang ditempatkan di Krong Bavet Provinsi Svay Rieng yang berbatasan dengan Vietnam.
Saat itu ada 24 orang Indonesia yang direkrut sindikat ini, 9 dari Tulungagung, 10 dari Solo dan 5 dari Medan.
Mereka yang pandai menghasilkan uang dari menipu akan dipertahankan sindikat.
Namun bagi mereka yang dianggap bodoh dan tidak menghasilkan uang, akan diperdagangkan di antara sindikat.
Harga juga untuk seorang pekerja scammer ini adalah USD 2000.
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Bupati Tulungagung Siap Mediasi Warga Kaligentong dengan TNI AD soal Akses Listrik |
![]() |
---|
Viral Video Pengeroyokan di Wisata Kuliner Tulungagung, Ternyata Korban ODGJ |
![]() |
---|
Ojol Tulungagung Belum Dapat Kepastian Bantuan Iuran PBJS Ketenagakerjaan Bersumber DBHCHT |
![]() |
---|
Ketahuan Angkut Kayu Jati Curian, Dua Warga Pucanglaban Tulungagung Ditangkap Polisi |
![]() |
---|
Makan Bergizi Gratis di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Sudah Seminggu Berhenti, Diduga Ada Masalah? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.