Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Kisah Nanang Wihandoko, Pekerja Migran Tulungagung Yang Terjebak Jaringan Scammer Kamboja

Inilah kisah Nanang Wihandoko, pria Tulungagung yang sempat terjebak dalam jaringan scammer yang berpusat di Kamboja.

|
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Nanang Wihandoko (43), tenaga kerja migran Tulungagung yang selamat dari sindikat scammer di Kamboja. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Nanang Wihandoko (43), warga Desa Pakisrejo, Kecamatan Rejotangan lolos dari jaringan scammer yang berpusat di Kamboja. Selama 3 bulan di Kamboja, Nanang bekerja dalam sindikat kriminal lintas negara untuk menipu warga Indonesia. Ia juga berada antara hidup dan mati karena ketahuan lapor ke Polres Tulungagung secara online.

Nanang berkisah, dirinya berminat bekerja di Taiwan dan ditawari seorang pengerah tenaga kerja migran EK di tahun 2022 lalu. Saat itu dengan sistem calling visa, Nanang ditawari biaya Rp 5.000.000, dan masih didiskon hingga menjadi Rp 4.000.000. Ia pun membayar uang pendaftaran itu kepada EK.

“Setelah saya daftar, ternyata selama satu tahun tidak ada kabar. Saya pun menagih, kapan saya diberangkatkan,” tutur Nanang saat ditemui.

Baca juga: Kapolres Tulungagung Akui Ada Korban TPPO di Tulungagung, Perekrut Masih Dalam Penyelidikan

Namun EK saat itu beralasan Taiwan sedang ada masalah sehingga negara penempatan dipindah ke Belanda. Nanang pun bertambah senang karena bekerja di Eropa tentu gajinya lebih besar. Dengan alasan prosesnya sulit, Nanang diberangkatkan lewat Georgia.

Bersama tiga orang yang lain, rombongan kecil ini diberangkatkan dari Bandara Sukarno-Hatta pada 1 Maret 2023. Saat itu semua sudah memegang visa wisata, tiket pulang pergi dan booking hotel. Namun petugas imigrasi curiga sehingga mereka dibawa ke Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

“Saat itu saya sudah berniat pulang saja ke Tulungagung. Tapi EK menangisi saya dan meminta bertahan, karena dia akan mencarikan jalan lain. Akhirnya saya bertahan,” ungkap Nanang.

Sekitar satu bulan di Jakarta, Nanang dan kawan-kawan dibawa ke Bali. Lagi-lagi mereka berusaha berangkat, namun kali ini dengan negara tujuan Kamboja. Nanang sempat curiga karena tujuannya malah Kamboja, bukan Georgia atau Belanda.

Saat itu EK mengatakan mencari rute tercepat agar tidak ditolak lagi. Namun lagi-lagi rombongan ini ditolak imigrasi hingga gagal terbang ke Kamboja. Besoknya rombongan dibawa ke Surabaya dan diberangkatkan lewat Bandara Juanda.

Kali ini mereka lewat Malaysia dengan alasan wisata. Sebenarnya di Juanda pun rombongan ini juga ditolak. Namun ada kenalan orang dalam sehingga rombongan bisa terbang ke Malaysia.

“Saat itu per kepala bayar Rp 2.000.000. Janjinya waktu itu rombongan berikutnya hanya Rp 1.750.000,” terang Nanang.

Rombongan tiba di Malaysia pada 26 Maret 2023. Mereka terbang ke Kamboja pada 28 Maret 2023. Nanang mengungkapkan, semua diatur dengan sangat rapi di Kamboja, mulai dari penjemputan sampai sogokan untuk petugas di Bandara.

Dipandu Naskah Ala Drama

Selama 3 minggu Nanang dan kawan-kawan hanya makan tidur tanpa pekerjaan. Mereka juga sempat dipinjami uang USD 800 untuk beli rokok dan keperluan pribadi. Setelah itu mereka diberi skrip (naskah), yang memberi arahan untuk menipu orang lewat telepon.

“Naskahnya mirip naskah drama. Apa yang harus kami ucapkan, semua ditulis detail dan disuruh menghafal. Dari situ saya sadar, oh, ternyata pekerjaannya disuruh menipu,” kenangnya.

Nanang ditempatkan di sebuah apartemen di Krong Bavet Provinsi Svay Rieng, perbatasan dengan Vietnam.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved