Teroris di Surabaya
Densus 88 Mabes Polri Amankan Terduga Teroris di Surabaya dan Sita Busur dengan Anak Panah
Densus 88 Mabes Polri Beraksi, Amankan Satu Orang Terduga Teroris di Surabaya dan Sita Busur Lengkap dengan Anak Panah
"Iya ada panah. Ujungnya memang sangat tajam. Tapi tadi saya lihat di ujung kampung; pas ada lomba. Artinya menurut saya, panah ya wajar. Olahraga. Itu juga kalau tidak salah diamankan," lanjutnya.
Selama kurun waktu dua jam melakukan penggeledahan. Tidak ada tindakan offensif yang dilakukan anggota keluarga ABU.
Hanya saja saat anggota kepolisian mulai menyita dan membawa buku-buku tersebut. Abri mengungkapkan, kakak kedua Abu bernama Said meminta agar buku-buku tersebut segera dikembalikan jika urusan perkara hukum adiknya rampung.
Pernyataan yang disampaikan oleh kakak ABU itu, juga didengar oleh anggota kepolisian. Dan beberapa orang anggota menyampaikan jawaban secara normatif.
Bahwa proses penyitaan yang dilakukan pihaknya merupakan bagian dari langkah hukum. Dan, benda-benda sitaan tersebut akan dikembalikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
"(Perlawanan secara sporadis) itu enggak ada. Iya hanya protes; ini buku beli, kalau sudah selesai mohon dikembalikan. Polisinya bilang; ya kami periksa kalau memang tidak terbukti kami kembali. Kalau terbukti ya kita lanjutkan," pungkasnya.
Sementara itu, kakak kedua ABU, Said Umar mengatakan, adiknya itu ditangkap anggota kepolisian saat hendak mengantar pakaian untuk anak ABU yang sedang bersekolah di salah satu SD swasta di kawasan Jalan Benteng, Ujung, Semampir, Surabaya.
ABU ditangkap saat berada di atas bonceng ojol yang dipesan oleh sang adik dari depan rumah. Dan disergap saat melintas keluar dari gapura depan gang permukiman rumahnya, berjarak kurang dari 50 meter.
"Dia mau ke pondok anaknya. Tapi kok baju gak balik. Naik gojek. Tapi saya curiga gojek itu intel," ujar Said saat ditemui awak media di kediamannya, Sabtu (3/6/2023) malam.
Anggota kepolisian melakukan penggeledahan dan penyitaan barang bukti buku sejumlah 43 buku dan sebuah alat panah beserta busurnya, dari dua kamar dan dua lemari di dalam rumah.
Mengenai buku-buku yang disita. Said tidak mengetahui, alasan anggota kepolisian menyita benda-benda berbentuk buku dan beberapa lembar dokumen. Padahal, beberapa buku yang di sita itu, ada juga milik pribadinya. Bukan milik sang adik.
"Enggak ngerti. Buku cerita-cerita yang dibawa, ya sudah. Campur. Satu lemari itu campur. Ada buku dia, ada buku saya. Iya kitab kitab, ada lembaran lembaran kertas apa enggak tahu. Saya lihat 5 biji, saya enggak tahu," jelasnya.
Kemudian, mengenai busur dan anak panahnya yang disita itu. Said menegaskan, benda itu bukan senjata milik adiknya, melainkan alat olahraga di sekolah dari anak ABU atau keponakannya, yang memang sudah lama tidak terpakai.
"Panah itu, punya anaknya sekolah di AR (inisial sekolah). Di suruh gurunya. Ada (panah) yang plastik, tapi gak dibawa. Iya alat olahraga di sekolahan. Sudah enggak dipakai sejak lama. Ya 1 set itu," katanya.
Said tak menampik bahwa adiknya itu ditangkap atas kasus dugaan tindakan terorisme.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.