Teroris di Surabaya
Kronologi dan Sosok Terduga Teroris yang Diamankan Densus 88 di Surabaya, Jual Teh dan Obat Herbal
Ini Sosok Terduga Teroris di Surabaya yang Ditangkap Densus 88, Ternyata Penjual Teh dan Obat-obatan Herbal, Begini Penjelasan Keluarga
TRIBUNMATARAMAN.COM, SURABAYA - Seorang terduga teroris berinisial ABU (52) yang bermukim di Jalan Kalimas Madya III Nyamplungan, Pabean Cantian, Surabaya, ditangkap anggota Densus 88 Mabes Polri, pada Jumat (3/5/2023) kemarin.
Informasi yang dihimpun TribunJatim.com, ABU ditangkap oleh anggota kepolisian saat hendak bepergian menggunakan fasilitas layanan ojek online (Ojol) sekitar pukul 08.30 WIB.
Penangkapan terhadap bapak lima anak itu; ABU, dilakukan oleh anggota kepolisian tepat di depan gang utama permukiman rumahnya, atau tepat gapura depan bertuliskan Jalan Kalimas Madya III.
Setelah ABU diamankan dalam mobil kepolisian untuk dibawa ke suatu tempat. Sekitar pukul 09.30 WIB, anggota kepolisian berjumlah lebih 25 orang melakukan penggeledahan dan penyitaan di dalam rumah ABU.
Baca juga: Densus 88 Mabes Polri Amankan Terduga Teroris di Surabaya dan Sita Busur dengan Anak Panah
Kakak kedua ABU, Said Umar (58) mengatakan, adiknya itu ditangkap anggota kepolisian saat hendak mengantar pakaian untuk anak ABU yang sedang bersekolah di salah satu SD swasta di kawasan Jalan Benteng, Ujung, Semampir, Surabaya.
ABU ditangkap saat berada di atas bonceng ojol yang dipesan oleh sang adik dari depan rumah. Dan disergap saat melintas keluar dari gapura depan gang permukiman rumahnya, berjarak kurang dari 50 meter, Sekitar pukul 08.30 WIB, Jumat (2/6/2023).
"Dia mau ke pondok anaknya. Tapi kok baju gak balik. Naik gojek. Tapi saya curiga gojek itu intel," ujar Said saat ditemui awak media di kediamannya, Sabtu (3/6/2023) malam.
Anggota kepolisian melakukan penggeledahan dan penyitaan barang bukti buku sejumlah 43 buku dan sebuah alat panah beserta busurnya, dari dua kamar dan dua lemari di dalam rumah.
Mengenai buku-buku yang disita. Said Umar tidak mengetahui, alasan anggota kepolisian menyita benda-benda berbentuk buku dan beberapa lembar dokumen. Padahal, beberapa buku yang di sita itu, ada juga milik pribadinya. Bukan milik sang adik.
"Enggak ngerti. Buku cerita-cerita yang dibawa, ya sudah. Campur. Satu lemari itu campur. Ada buku dia, ada buku saya. Iya kitab kitab, ada lembaran lembaran kertas apa enggak tahu. Saya lihat 5 biji, saya enggak tahu," jelasnya.
Kemudian, mengenai busur dan anak panahnya yang disita itu. Said Umar menegaskan, benda itu bukan senjata milik adiknya, melainkan alat olahraga di sekolah dari anak ABU atau keponakannya, yang memang sudah lama tidak terpakai.
"Panah itu, punya anaknya sekolah di AR (inisial sekolah). Di suruh gurunya. Ada (panah) yang plastik, tapi gak dibawa. Iya alat olahraga di sekolahan. Sudah enggak dipakai sejak lama. Ya 1 set itu," katanya.
Said Umar tak menampik bahwa adiknya itu ditangkap atas kasus dugaan tindakan terorisme.
Meskipun sejatinya, dirinya dan anggota keluarga yang lain juga tidak terlalu mengetahui detail aktivitas dari sang adik hingga akhirnya berujung berurusan dengan pihak berwajib. "Enggak. Ada yang tanya, dari wakil RT. Teroris, katanya. Otak saya juga bingung. Orangnya (adik saya) juga gak kemana-mana kok. Kita enggak tahu. Tahun kemarin juga begitu (kasus tahun 2006 yang menimpa adiknya). Aneh gitu lho," jelasnya.
Namun, disinggung mengenai langkah hukum yang dilakukan oleh pihak keluarga atas kasus hukum yang menimpa ABU. Dirinya memilih pasrah dan berserah diri kepada Tuhan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.