Traveling

Rekomendasi Desa Wisata di Trenggalek yang Layak Dikunjungi di Hari Kedua Lebaran

Berikut rekomendasi desa wisata di Trenggalek yang layak dikunjungi di hari kedua lebaran serta fasilitasnya masing-masing.

Editor: eben haezer
ist
Desa Wisata Pandean, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek Borong Dua Penghargaan dalam East Java Tourism Award (EJTA) 2022 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Hari kedua lebaran sering dimanfaatkan masyarakat untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.

Bagi anda yang sedang mudik ke Trenggalek dan bingung mau ke mana hari ini, bisa mencoba mengunjungi desa-desa wisata di Trenggalek.

Tribunmataraman merangkum beberapa desa wisata yang layak dikunjungi. Setidaknya ada enam desa wisata di Trenggalek yang layak didatangi karena pernah menjadi juara dalam Anugerah Seratus Desa Wisata (Anugerah Sadewa) yang digelar tahun lalu.

Enam desa wisata yang menjadi juara itu, yakni Desa Wisata Pandean di Kecamatan Dongko untuk kategori daya tarik wisata terbaik, Desa Wisata Pantai Mutiara di desa Tasikmadu (Watulimo) untuk kategori kelembagaan terbaik, dan Desa Wisata Pandean (Dongko) untuk kategori homestay terbaik.

Kemudian, Desa Wisata Sawahan (Watulimo) untuk kategori produk wisata terbaik, Desa Wisata Tegeran (Tugu) untuk kategori produk ekraf terbaik, dan terakhir Desa Wisata Masaran (Munjungan) untuk kategori pelestarian alam terbaik.

Berikut keunggulan beberapa desa wisata tersebut:

Desa Wisata Pandean

Lothekan lesung, salah satu suguhan aktraksi budaya di Desa Wisata Pandean.
Lothekan lesung, salah satu suguhan aktraksi budaya di Desa Wisata Pandean. (tribunmataraman.com/aflahul abidin)

Desa Wisata Pandean terletak di Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek. 

Desa wisata Pandean dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Arum Dewi Pulosari sejak Maret 2021.

Desa wisata ini terbentuk dari kepedulian terhadap lingkungan.

Awalnya, beberapa orang warga yang kini menjadi anggota Pokdarwis merasa risih dengan kotornya Sungai Konang, yang alirannya melewati Desa Pandean.

Aneka sampah menumpuk di tiap sudut aliran sungai. Bau busuk merebak di dekatnya. Anak-anak yang notabene suka bermain air di sungai ogah mendekatinya.

"Banyak popok di mana-mana, beling berserakan, dan sampah-sampah lain," kata Ririn Setyo Widihastuti, Ketua Pokdarwis Arum Dewi Pulosari, Selasa (17/5/2022) silam.

Ririn bersama beberapa warga lain yang punya kepedulian yang sama terhadap lingkungan kemudian memulai gerakan bersih-bersih sungai.

Mereka memungut aneka sampah dari sungai dan bantarannya secara sukarela.

Tentu tak bisa cepat. Butuh waktu Berbulan-bulan bagi mereka untuk membersihkan sungai di wilayah mereka.

Panjang Sungai Konang yang melintas di Desa Pandean kurang lebih 650 meter.

"Setiap minggu kami menyempatkan waktu, satu-dua kali untuk bersama-sama membersihkan sungai. Butuh waktu sekitar 2 bulan sampai sungai benar-benar menjadi bersih," sambungnya.

Persoalan berikutnya mulai muncul. Para penggiat lingkungan di sana sadar sungai yang telah bersih tak bakal bertahan lama tanpa kepedulian warga.

Dari sana, mereka bekerja sama dengan pihak desa untuk membentuk peraturan desa soal penjagaan lingkungan, utamanya di sungai.

Selain itu, mereka juga berinisiatif untuk memanfaatkan sungai yang telah bersih untuk tempat wisata.

"Karena aliran Sungai Konang yang melintas di sini cukup eksotis. Ada air terjunnya juga. Jadi mengapa tidak sekaligus tidak dimanfaatkan untuk desa wisata," lanjut dia.

Rencana itu selaras dengan program Pemkab Trenggalek yang berencana membentuk 100 desa wisata dalam 3 tahun.

Desa Wisata Pandean masuk dalam salah satu desa binaan angkatan pertama pada 2021.

Dari sana, Pokdarwis Arum Dewi Pulosari mulai unjuk gigi. Mereka belajar berbagai yang sebelumnya tak mereka pahami.

Seperti soal cara pengelolaan tempat wisata, manajemennya, dan penyajiannya agar memikat orang datang.

Salah satu, mereka menyajikan fasilitas utama river tubing di Sungai Konang dengan rute antara 350-600 meter.

"Sampai saat ini, sudah ada lebih dari seribu orang berwisata di Desa Wisata Pandean. Banyak yang dari Trenggalek, tapi juga banyak yang dari luar kota dan luar pulau," sambung Ririn.

Selain river tubing, Desa Wisata Pandean juga menyajikan pertunjukan budaya lokal seperti kotekan lesung dan terbang ulo.

"Kotekan lesung kami tampilkan untuk menyambut para wisatawan yang datang. Kotekan lesung ini dilakukan oleh para lansia yang usianya di atas 60 tahun," sambung wanita yang juga kepala sekolah taman kanak-kanak itu.

Sementara terbang ulo ditampilkan saat para wisatawan beristirahat seusai bermain river tubing.

Desa Wisata Pantai Mutiara di desa Tasikmadu (Watulimo) 

Pantai Mutiara di Kecamatan Watulimo yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Trenggalek
Pantai Mutiara di Kecamatan Watulimo yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Trenggalek (tribunmataraman.com/sofyan arif candra)

Desa Wisata Pantai Mutiara Tasikmadu adalah wisata pantai alami yang terletak di Dusun Karanggongso RT 37 RW 06, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo.

Seperti namanya “mutiara” pantai ini menyimpan keindahan yang berharga.

Pemandangan laut yang luas dengan pegunungan dan bebatuan alami, serta ayunan buatan dari kayu menambahan kecantikan pantai yang isntagramble. Pasir putih dan pepohonan yang rimbun menciptakan suasana sejuk untuk melepas penat.

Deburan ombak yang tenang membebaskan pengunjung untuk bermain air atau berenang. Tak hanya itu pengunjung dimanjakan dengan berbagai fasilitas permainan air seperti snorkling, banana boat, perahu wisata, jetsky, kano, paddle, rumah apung, dll., serta wisata kuliner seafood, homestay, oleh-oleh dan kebutuhan pendukung lainnya.

Dikutip dari Kemenparekraf, akses menuju pantai mutiara mudah dilalui oleh kendaraan bermotor baik sepeda motor hingga bus wisata. Namun, pengunjung tetap harus berhati-hati karena jalan yang menanjak dan berkelok.

Tidak hanya keindahan pantai dan fasilitasnya, setiap tahun pengunjung juga dapat menyaksikan pawai budaya larung sembonyo dusun karanggongso di stoap bulan selo (bulan jawa). Larung sembonyo merupakan upacara adat melarungkan sesajen berupa tumpeng dan kelengkapannya kelaut sebagai bentuk syukur nelayan atas hasil laut.

Untuk melestarikan terumbu karang dan menjaga keindahan bawah laut di Pantai Mutiara, pengelola wisata kerjasama dengan POKMASWAS Rembeng Raya untuk melakukan konservasi terumbu karang setiap tahunnya.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved