Pembangunan Tol di Provinsi Bali

Daftar 33 Desa Jembrana Bali Dilewati Proyek Tol Gilmanuk-Mengwi, Luas Lahan Ditrabas 683,75 Hektar

Daftar 33 Desa di Kabupaten Jembrana yang terdampak proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi Provinsi Bali. Ada 683,75 hektar lahan ditrabas.

|
Editor: faridmukarrom
Kemenpupr
Daftar 33 Desa di Kabupaten Jembrana yang terdampak proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi Provinsi Bali. Ada 683,75 hektar lahan ditrabas. Foto Ilustrasi 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Daftar 33 Desa di Jembrana dilewati jalan tol Gilimanuk-Mengwi di Provinsi Bali.

Proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi yang akan di bangun tersebut akan mencakup 3 Kabupaten di Provinsi Bali yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung.

Pemerintah mengharapkan dengan dibangunnya Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dapat mengakomodir kendaraan dari Barat ke Timur dan sebaliknya, serta menjadi jalur alternatif dari pelabuhan Gilimanuk ke arah ibu kota Provinsi Bali yaitu Denpasar. (27/9/2022)

Untuk luas jalan tol Gilimanuk-Mengwi  adalah 1.113,33 (seribu seratus tiga belas koma tiga puluh tiga) hektar.

Baca juga: Daftar 28 Desa Kabupaten Bandung Dilewati Tol Getaci Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, Cek Selengkapnya

Baca juga: Daftar 22 Desa di Banyumas yang Dilewati Proyek Jalan Tol Jogjga-Cilacap, Pembebasan Lahan Dimulai

Sedangkan khusus di Kabupaten Jembrana sendiri nantinya akan melewati lahan sebanyak 683,75 hektar.

Dari lahan 683,75 hektar, sendiri nantinya akan menerabas sebanyak 33 Desa di 5 Kecamatan.

Berikut rincian desa dan kecamatan Kabupaten Jembrana yang terimbas proyek tol Gilimanuk - Mengwi:

1. Kecamatan Jembrana

- Desa Pendem 

- Desa Dauhwaru

- Desa Batuagung 

- Desa Mendoyo Dangin Tukad 

2. Kecamatan Pekutatan

- Desa Medewi 

- Desa Pulukan 

- Desa Pekutatan 

- Desa Pangyangan 

- Desa Gumbrih 

- Desa Pengeragoan 

3. Kecamatan Negara

-  Desa Kaliakah 

- Desa Banyubiru 

- Desa Berangbang 

- Desa Baler Baleagung

4. Kecamatan Mendoyo

- Desa Mendoyo Dauh Tukad

- Desa Pohsanten 

- Desa Pergung 

- Desa Tegalcangkring

- Desa Penyaringan

- Desa Yehembang 

- Desa Yehembang 

- Desa Yehembang Kangin 

- Desa Yehsumbul

5. Kecamatan Melaya

- Kelurahan Gilimanuk

- Desa Melaya 

- Desa Blimbingsari 

- Desa Ekasari 

- Desa Nusasari

- Desa Warnasari 

- Desa Candikusuma 

- Desa Tuwed 

- Desa Tukadaya

- Desa Manistutu 

Manfaat Tol Gilimanuk-Mengwi Sisi Ekonomi

Melansir artikel Undiknas.ac.id, Pemerintah dalam upaya memberikan dampak pertumbuhan ekonomi dari pembangunan jalan tol, telah mencanangkan pembangunan stop area yang dapat digunakan oleh para pelaku UMKM dalam menawarkan produknya, khususnya produk khas masyarakat lokal. Hal tersebut juga diharapkan akan membantu memberikan daya tarik wisata terhadap daerah yang dilintasi jalan tol Gilimanuk – Mengwi nantinya.

Dari sisi akademisi, rencana pembangunan jalan tol Gilimanuk – Mengwi tentunya akan memberikan berbagai dampak pada pengguna dan masyarakat di sekitarnya, dan hal tersebut harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Rektor Universitas Pendidikan Nasional Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., IPM., ASEAN.Eng., menyebutkan.

“Pembangunan jalan tol Gilimanuk – Mengwi harus memastikan aspek-aspek kepentingan masyarakat di sekitar jalan tersebut akan di bangun, adanya jalan tol juga akan membawa perubahan dari sisi ekonomi di masyarakat yang tentunya kita semua berharap mengarah pada peningkatan taraf ekonomi mereka. Kita mengapresiasi setiap wacana yang digelar pemerintah dapat menginginkan dampak positif bagi keberlangsungan hidup masyarakat” ujar Professor Sri Subawa dalam wawancaranya

Adanya pembangunan jalan tol Gilimanuk – Mengwi yang dibangun pemerintah saat ini semoga menjadi pemecahan masalah bagi pemulihan roda ekonomi di masyarakat setelah lama terdampak pandemi. Menuju pemulihan perekonomian daerah tentunya diperlukan berbagai infrastruktur pendukung dalam meraih hal tersebut, termasuk didalamnya pembenahan akses transportasi logistik dari daerah.

Profil Tol Gilimanuk-Mengwi

Melansir artikel Tribun Bali, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan ahwa pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi tersebut akan dibangun mulai tahun 2022 ini.

Pihaknya juga menargetkan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini akan selesai pada tahun 2024 mendatang.

Pembangunan jalan tol ini yang memiliki panjang 96,84 km ini terbagi dalam tiga seksi, yakni Seksi I Gilimanuk-Pekutatan sepanjang 54,749 km.

Seksi II Pekutatan-Soka sepanjang 23,175 km.

Terakhir, Seksi III Soka-Mengwi yang memiliki panjang 18,920 km.

Dengan dibangunnya jalan tol tersebut diharapkan mampu memotong waktu tempuh Gilimanuk-Mengwi dari sebelumnya 3-4 jam menjadi 1,5-2 jam perjalanan.

Akan memberdayakan 4 desa di kawasan Jembrana, Pekutatan, Soka, dan Tabanan untuk dibangun rest area sebagain dukungan pembangunan UMKM.

Khusus untuk di rest area Tabanan sendiri akan berfungsi sebagai penghubung distribusi logistik dalam kota.

"Saya akan pantau betul, pembangunan bakal dimulai tahun 2022, kau yang memulai, kau yang mengakhiri, karena seusai arahan Presiden pembangunan sebisanya akan diselesaikan pada tahun 2024, jadi saya akan pantau betul," katanya.

Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi sendiri  merupakan jalan tol kedua di Bali setelah Tol Bali Mandara sepanjang 12,7 km yang telah beroperasi sejak 2013.

Jalan tol ini akan memiliki 6 simpang susun yaitu simpang susun Cekik, simpang susun Banyubiru, simpang susun Negara, simpang susun Pekutatan, simpang susun Soka dan simpang susun Warnasari.

Jalan tol ini juga akan memiliki lajur khusus untuk pengguna kendaraan roda 2 pada SS Pekutatan-Mengwi sepanjang 40 km.

Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dilaksanakan oleh PT Tol Jagat Kerthi Bali selaku konsorsium pemenang lelang.

Masa pengusahaan Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi  adalah selama 50 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan nilai investasi sebesar Rp24,6 triliun dan IRR sebesar 11,46 persen.

Basuki juga terus mewanti-wanti kualitas pengerjaan. Terutama tata kelola keuangan maupun pelaksanaannya harus tetap dijaga.

Menurutnya, penyimpangan-penyimpangan biasanya terjadi pada pengadaan barang dan jasa.

“Kualitas baik, tata kelola juga yang baik. Sebab penyimpangan biasanya tetap terjadi pada pengadaan barang dan jasa. Semua harus berjalan dengan baik, tata kelola tetap harus dijaga,” tegas Basuki.

Sedangkan, Gubernur Bali, Wayan Koster juga mengatakan bahwa pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi merupakan program prioritas pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi sebagai implementasi Visi Pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

“Sejalan dengan Visi: “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi oleh Gubernur Bali diberi nama “Tol Jagat Kerthi Bali” yang memiliki makna memberi kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan Krama Bali,” tandasnya.

Sehingga, pihaknya berharap agar Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi tersebut dapat menjadi pemicu berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Bali.

Selanjutnya, diharapkan mampu menyeimbangkan dan menyamaratakan perekonomian di seantero Pulau Dewata.

Apalagi, selama ini pertumbuhan perekonomian di Bali masih terpaku di bagian selatan pulau tersebut.

Gubernur Bali Targetkan Tol Gilimanuk-Mengwi Selesai 2025

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan pihak-pihak terkait masih melakukan proses pembebasan lahan terdampak proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi, yang ditargetkan bisa selesai 50 persennya pada 2023.

Untuk lahan yang terdampak, terhitung sepanjang 5,5 Km milik 8.000 KK yang harus dibebaskan agar pengerjaan konstruksi Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi bisa segera dilakukan.

Guna mempercepat proses pembebasan lahan, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bali pun turun tangan untuk menyiapkan dokumen serta pengukuran lahan terdampak.

Apalagi Kementerian PUPR menargetkan jalan tol ini harus selesai 2025 mendatang, jelas membuat Pemprov Bali dan pihak terkait harus bergerak cepat.

Menurut Gubernur Bali, I Wayan Koster, kurang lebih 50 persen lahan milik warga harus dibebaskan pada 2023.

Saat ini baru lahan milik Pemprov Bali sepanjang tiga kilometer yang terdampak proyek jalan tol, sudah dibebaskan dan dilakukan perataan tanah.

"Tanah milik Pemprov Bali sedang diratakan, tahap berikutnya baru masuk pematangan," ungkap Koster, dikutip dari Tribun-bali.com, Selasa (14/02/2023).

Selanjutnya untuk trase Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi juga sudah difinalisasi dan seluruhnya telah dipetakan.

Tinggal menunggu dokumennya disiapkan, diharapkan proyeknya bisa selesai sesuai target dari Pemerintah.

Kemudian untuk sengketa dengan mantan karyawan Perusda Bali juga sudah diselesaikan, dengan mengabulkan semua komitmen dan kesepakatan yang diminta.

"Sudah selesai dengan Perusda Bali, sudah ada kesepakatannya," imbuh Koster.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved