Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

BREAKING NEWS : Fenomena Tanah Retak di Trenggalek Kian Merisaukan, 5 Keluarga Mengungsi

Lima keluarga di dusun Sobo, desa Ngerdani, kecamatan Dongko, kabupaten Trenggalek, harus mengungsi karena musibah tanah retak.

|
Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/sofyan arif candra
Rumah warga yang rusak terdampak musibah tanah retak di Dongko, Trenggalek, jawa Timur 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Lima keluarga di dusun Sobo, desa Ngerdani, kecamatan Dongko, kabupaten Trenggalek, harus mengungsi karena musibah tanah retak

Mereka harus harus mengungsi lantaran retakan tanah di rumahnya semakin merembet panjang.

Kapolsek Dongko, Iptu Cikini mengatakan bencana tanah gerak tersebut terjadi sejak tahun 2022.

Sedikitnya 14 kepala Keluarga (KK) dan 41 Jiwa terdampak berencana tanah gerak tersebut.

"Akhir-akhir ini terus bergerak dan meluas, banyak yang rusak rumahnya, ada yang sampai mengungsi sebanyak 5 KK," ucap Cikini, Kamis (2/3/2023).

Mereka mengungsi saat malam hari atau saat musim hujan ke rumah saudara yang hanya berbeda RT.

"Kalau siang masih ditempati untuk aktivitas sehari-hari," lanjutnya.

Selain rumah, jalan rabatan menuju lokasi tersebut juga banyak yang rusak. Baik itu retak maupun amblas, namun untungnya jalan tersebut masih bisa dilewati.

"Untuk kerusakan jalan sudah ditangani lingkungan, diuruk tanah dan lainnya. Jadi setiap musim hujan ditimpa lagi, ditimbun lagi, karena sedikit demi sedikit terbawa air," jelas Cikini.

Lebih lanjut, ia mengatakan titik lokasi tanah retak tersebut berdekatan dengan sawah lalu di atas titik tersebut menurut keterangan warga lokal ada bukit yang dulunya terdapat telaga.

"Berkembangnya waktu (telaga) mengalami pendangkalan alami, mungkin ada pengaruhnya dengan itu, sehingga lambat laun terjadi tanah retak," jelas Cikini.

Menindaklanjuti hal tersebut, kepala desa setempat telah membuat surat kepada Bupati Trenggalek dan BPBD Trenggalek terkait permohonan relokasi.

"Mereka ingin relokasi tapi tempatnya belum punya pandangan. Warga ingin relokasi karena setiap hari retakannya bertambah terus," terang Cikini.

"Misalnya saja yang awalnya retakannya hanya di tembok depan, sekarang makin ke belakang," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved