Sepanjang Januari, Sudah 82 Warga Tulungagung Terjangkit Chikungunya

TRIBUNMATARAMAN.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung mencatat telah ada 82 warga yang terserang demam chikungunya selama awal 2023. 

Mereka tersebar di 3 desa di Kecamatan Ngunut, dan 1 desa di Kecamatan Kauman. 

Namun dimungkinkan jumlah pasien dan desa terdampak akan bertambah. 

Baca juga: Belasan Warga Ngunut Tulungagung Terkena Serangan Chikungunya Hingga Tak Bisa Berjalan 

"Ada laporan satu desa lagi di Kecamatan Kauman. Sekarang masih proses survei epidemiologi" terang Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka. 

Desa pertama yang terserang chikungnya adalah Desa Gilang, Kecamatan Ngunut dengan 35 penderita.

Lalu disusul Desa Pulosari, Kecamatan Ngunut dengan 20 penderita dan Desa Jatimulyo, Kecamatan Kauman sebanyak 11 penderita.

Terakhir di Desa/Kecamatan Ngunut ada  16 penderita.

"Untuk Desa Gilang dan Pulosari saat ini kasusnya sudah berhenti setelah dilakukan pemberantasan sarang nyamuk dan fogging," sambung Didik. 

Demam chikungunya disebabkan virus yang ditularkan oleh vektor nyamuk aides aegypti dan aides albopictus. 

Penderitanya akan merasakan demam dan nyeri di seluruh persendian, bahkan kelumpuhan sementara. 

Namun untungnya, virus chikungnya hanya ada satu strain dan tidak menyebabkan kematian. 

"Berbeda dengan demam berdarah dengue misalnya yang ada 4 strain. Demam chikungunya bisa sembuh dengan sendirinya," ujar Didik. 

Untuk mencegah penyebaran chikungunya, Didik berharap masyarakat aktif memberantas sarang nyamuk.

Sebab sampai saat ini Angka Bebas Jentik (ABJ) Kabupaten Tulungagung masih 91,8 persen dari ketetapan minimal 95 persen. 

Sebelumnya Dinkes juga membagikan larvasida di daerah serangan chikungunya untuk membasmi jentik.